Tinjauan PTM, Bupati Ingatkan Prokes Harus Diperketat

- 6 September 2021, 16:43 WIB
Tinjauan PTM, Bupati Ingatkan Prokes Harus Diperketat
Tinjauan PTM, Bupati Ingatkan Prokes Harus Diperketat /Dok Humas Kabupaten Bandung/

MARA BANDUNG - Bupati Bandung Dadang Supriatna meninjau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di 4 titik. Yaitu SDN Cingcin 01, SMPN 1, TKN Percontohan dan SMKN 1 Soreang.

Peninjauan dilakukan untuk memastikan bahwa protokol kesehatan (prokes) diterapkan dengan ketat. Di antaranya penyediaan tempat cuci tangan, pengukur suhu tubuh, penyemprotan disinfektan sebelum dan sesudah kegiatan dan yang paling utama, yaitu pembatasan maksinal 25 persen dari jumlah total siswa.

Antusiasme ditunjukkan para siswa, menghadapi hari pertama sekolah semenjak pembelajaran jarak jauh diberlakukan selama masa pandemi. Bupati berharap, kesempatan itu dipergunakan para siswa untuk adaptasi menjalani kebiasaan baru.

Baca Juga: Persiapan!! Persib Tancap Gas Untuk Raih Poin Selanjutnya di Liga 1 2021

Baca Juga: Kabar buruk !!!, Kelangkaan VGA Akan Terus Berlanjut. Harganya Bakal Terus Melambung Tinggi

"Kita awalnya canggung bermasker, sekarang terbiasa. Biasanya tidak bawa hand sanitizer, sekarang bawa. Begitu pula dengan kebiasaan saat tatap muka ini. Semua pihak harus memantau kelancarannya, komunikasi dan koordinasi harus terjalin dengan baik antara pihak sekolah dan orangtua," ucap bupati di SMKN 1 Soreang, Senin 6 September 2021

Dalam kegiatan pemantauan itu, bupati didampingi Kadisdik Juhana, Kadinkes Grace Mediana Purnami, Kasatpol PP Kawaludin dan Camat Soreang Rusli Baijuri.

Pola hidup dan kebiasaan sehat, tutur bupati yang akrab disapa Kang DS itu, memang harus dibangun sejak dini. Siswa akan lebih menurut kepada gurunya, ketimbang orangtuanya. Oleh karenanya, PTM merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mensosialisasikan prokes 5M.

Baca Juga: Psikologi: Makna dari Sehat Secara Mental yang sesungguhnya, Yang mentalnya Lagi Down Coba Simak ini

Suksesnya pelaksanaan PTM, sangat bergantung kerjasama semua pihak. Tidak hanya sebatas peran sekolah dan orangtua saja, aparat keamanan setempat pun dituntut untuk berperan.

Orangtua siswa khususnya di tingkat TK dan SD, harus memastikan anaknya diantar dan dijemput sampai ke sekolah dan pulang ke rumah. Pihak sekolah tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berkerumun, beres sekolah langsung pulang.

Satuan tugas, baik di tingkat desa, kelurahan dan kecamatan, harus memantau titik-titik yang berpotensi timbulnya kerumunan. Jangan sampai anak sekolah, nongkrong di warung atau tempat lainnya.

"Jika orangtua tidak punya kendaraan pribadi, apakah pihak sekolah bisa menyediakan alat transportasi antar jemput atau mekanismenya seperti apa, harus kita pikirkan," tutur Kang DS.

Baca Juga: Xiaomi Luncurkan Amunisi Anyar Redmi 10 Prime, RAM 6 GB CUMA 2 JUTAAAN !!!!

Pengaturan pembelajaran, tambahnya, tidak menyediakan waktu bagi siswa untuk istirahat. Sehingga siswa diimbau untuk membawa bekal makan minum dari rumah masing-masing.

Meskipun ada warung atau kantin di sekolah, kata Kang DS, harus menyediakan makanan yang tertutup, dalam arti terjamin kebersihannya.

"Saya yakin dengan kebersamaan dan kerjasama, kita bisa sukses melaksanakan kegiatan PTM ini. Kita sama-sama didik anak-anak kita, untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan, minimal 1 M yaitu memakai masker," tambah Kang DS.

Ke depan, ia akan mengusulkan untuk pemberian vaksinasi bagi para siswa. Dengan terbentuknya herd immunity di kalangan pelajar, maka kegiatan pembelajaran normal bisa secepatnya diberlakukan.

Baca Juga: UPDATE!!! Kode Redeem FF Hari ini 6 September 2021: Bagi yang Bruntung Bakal Dapet Skin one punch man M1887

"Jumlah pelajar kita itu mencapai sekitar 750 ribu, berarti kita butuh sekitar 1,5 juta dosis. Saya sudah bersurat kepada pemerintah pusat untuk pengadaan vaksin bagi pelajar," pungkasnya pula.***

Editor: Mia Dasmawati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah