Parah! 56 Persen Remaja di Kota Bandung Pernah Lakukan Hubungan Seks di Luar Nikah, Ini Dampaknya

- 6 Juli 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi. Parah! 56 Persen Remaja di Kota Bandung Pernah Lakukan Hubungan Seks di Luar Nikah, Ini Dampaknya
Ilustrasi. Parah! 56 Persen Remaja di Kota Bandung Pernah Lakukan Hubungan Seks di Luar Nikah, Ini Dampaknya /Foto: Pixabay/



MATA BANDUNG - Sebuah survei yang dikakukan di Kota Bandung pada tahun 2021 lalu menghasilkan sebuah temuan yang cukup mengejutkan.

Hasil survei tersebut menemukan, setidaknya 56 persen remaja di Kota Bandung sudah pernah melakukan hubungan seks di luar nikah.

Namun, praktisi kesehatan dr. Elvine Gunawan Sp. KJ yang turut serta dalam survei itu menjelaskan, pihaknya hanya mengambil sampel sebanyak 60 orang secara acak.

"Sampelnya memang kecil hanya sekitar 60 sekian, jadi tidak bisa digeneralisasi seluruh remaja Jawa Barat seperti itu," kata Elvine saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel Selasa, 5 Juli 2022 kemarin malam.

Baca Juga: WASPADA !! Pemkot Bandung Temukan 2 Ribu Lebih Hewan Kurban Yang Teridikasi PMK

Akibat dari tingginya angka hubungan seks di luar nikah, maka berakibat pada tingginya angka putus sekolah dan pernikahan dini.

Salah satu hal dampak yang terjadi dari banyaknya remaja yang melakukan hubungan seks di luar nikah adalah munculnya angka stunting.

Angka kasus stunting ini akan terus bertambah karena banyaknya remaja yang tidak siap menjadi orang tua, sehingga tak mampu mengurus anak dengan baik.

"Kalau pendidikan orang tuanya rendah, tidak diikuti dengan keinginan belajar parenting yang baik, tidak diikuti dengan belajar buku KIA yang baik, ya tentunya anak stunting ini akan terus bertambah," paparnya.

Baca Juga: Prediksi Pertandingan Indonesia vs Thailand di Piala AFF U19

Elvine juga menjelaskan, angka stunting di Kota Bandung sebenarnya sudah berhasil ditekan oleh pemerintah.

Namun, angka stunting ini tidak akan bisa ditekan secara maksimal jika hanya mengandalkan pemerintah.

"Bicara lebih jauh tentang keuangan, tentang kependudukan, dan lainnya, tentunya ini menjadi PR besar bukan hanya fokus pada kesehatan, tapi melibatkan pihak-pihak lainnya," paparnya.

Dia menjelaskan, saat pernikahan dini terjadi, kemudian hadir anak, maka anak itu sering menjadi beban dari kakek neneknya.

Baca Juga: Penelitian Mengungkapkan Durasi Tidur Memiliki Pengaruh Terhadap Kesahatan Jantung

"Ketika pernikahan dini terjadi, maka bebannya ketika memiliki anak adalah beban kakek neneknya kalau orang tuanya tidak stabil," ujarnya.

Menurutnya, hal ini bisa diperparah jika kondisi ekonomi kakek nenek anak hasil pernikahan dini dalam kondisi yang tidak stabil.

"Akhirnya di rantai ini akan menjadi rantai yang terus menerus berjalan," paparnya.

Dia melanjutkan, untuk mengatasi persoalan-persoalan ini maka diperlukan beberapa penanganan mulai dari promosi pencegahan pernikahan dini, peningkatan pendidikan untuk wanita, dan lainnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Mungkinkah Aku Meminta Kisah Kita Selamanya, Melawan Restu - Mahalini

Hal ini pun harus dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat.***

Editor: Havid Gurbada

Sumber: PRFM News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x