Seoul Dilanda Banjir Bandang, Curah Hujan Tertinggi Sejak 115 Tahun Terakhir

- 9 Agustus 2022, 20:29 WIB
Seoul Dilanda Banjir Bandang, Curah Hujan Tertinggi Sejak 115 Tahun Terakhir
Seoul Dilanda Banjir Bandang, Curah Hujan Tertinggi Sejak 115 Tahun Terakhir /Twitter/



MATA BANDUNG - Ibu kota Korea Selatan, Seoul mengalami curah hujan tinggi hingga mengakibatkan banjir bandang pada Senin, 8 Agustus 2022.

Curah hujan yang tinggi di Seoul saat ini dikabarkan menjadi rekor tertinggi sejak 115 tahun terakhir.

Banjir bandang yang menerjang kota Seoul itu mengakibatkan delapan orang tewas dan tujuh lainnya masih dinyatakan hilang.

Banjir bandang juga mengakibatkan sejumlah rumah, kendaraan, terendam dan memenuhi stasuin kereta bawah tanah.

Baca Juga: Lirik Lagu FOREVER 1 SNSD dan Terjemahan Bahasa Indoenesia

Selain itu, kota pelabuhan barat Incheon dan Provinsi Gyeonggi juga mengalami curah hujan yang lebat dengan perhitungan 100 milimeter per jam wilayah Dongjak Seoul mencapai 141,5 milimeter pada satu titik.

Dilaporkan tiga orang tewas dan dua orang hilang di Provinsi Gyeonggi, selain itu satu orang masih belum ditemukan di Provinsi Gangwon.

Administrasi Meteorologi Korea Selatan di Dongjak menyebutkan, curah hujan pada Senin kemarin jauh lebih tinggi dari rekor resmi yang terdaftar pada Agustus 1920, sehingga menjadi angka tertinggi sejak negara tersebut memulai pencatatan cuaca modern pertama pada tahun 1907

Kendati demikian, badan cuaca setempat mengungkap, angka terbaru itu tak akan masuk ke dalam buku catatan resmi karena tak dikumpulkan sebagai patokan pengamatan cuaca di stasiun distrik Jongno, Seoul.

Baca Juga: Ancaman, 24 Jam Tidak Ada Keputusan Bobotoh Akan Geruduk Graha Persib

Curah hujan dilaporkan akan terus berlanjut yang diperkirakan akan turun di wilayah ibu kota hingga Kamis mendatang, Provinsi Gyeonggi Selatan diprakirakan akan mengalami hujan lebih dari 350 mm.

Dalam bencana yang terjadi Senin kemarin, terdapat sembilan orang mengalami luka-luka di Provinsi Gyeonggi dan 391 orang dari 230 rumah tangga di daerah ibu kota kehilangan tempat tinggal dan berlindung di sekolah dan fasilitas umum.

Di Kota Gwangju, Provinsi Gyeonggi, satu orang ditemukan tewas terperangkap di bawah puing-puing setelah sebuah stasiun bus runtuh akibat banjir tersebut. Seorang lainnya meninggal di provinsi tersebut setelah tertimbun tanah longsor.

Selain memakan korban jiwa dan orang hilang, hujan lebat yang terjadi di Korea Selatan juga membuat sejumlah fasilitas umum tak berfungsi, di antaranya delapan rel kereta api dan kereta bawah tanah yang terendam banjir.

Baca Juga: Raih 1 Juta Penonton dalam 3 Hari, Film Korea Emergency Declaration akan Tayang di Indonesia

Kemudian terdapat 80 bagian jalan, tiga jalan bawah tanah, dan 26 tempat parkir di tepi sungai diblokir karena masalah keamanan akibat hujan lebat yang menyebabkan banjir tersebut.

Bahkan dilaporkan ada 156 jalur pendakian di lima taman gunung nasional saat ini tak boleh dikunjungi.

Selain itu, delapan rute penumpang kapal feri juga tidak beroperasi pada hari Selasa.

Dikutip dari laman Pikiran-Rakyat, Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan meningkatkan peringatan tingkat pengawasan kerusakan banjir dari waspada menjadi serius sejak Selasa dini hari.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea A Model Family, Seorang Pria yang Tiba-Tiba Terlibat dalam Kasus Narkoba

Sementara itu, Dinas Kehutanan Korea Selatan juga mengeluarkan peringatan tanah longsor di 47 kota dan kabupaten di seluruh Korea pada Selasa pagi termasuk sembilan distrik di Seoul, bagian dari provinsi Incheon, Gyeonggi, Gangwon, dan Chungcheong Utara dan Selatan.***

Editor: Havid Gurbada

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x