Hamas Ajukan Proposal Gencatan Senjata Terbaru kepada para Mediator dan Perwakilan AS

- 15 Maret 2024, 15:56 WIB
Ribuan orang berdemonstrasi di Paris , Perancis, pada Desember lalu menuntut agar gencatan senjata segera diberlakukan di Gaza, Palestina.
Ribuan orang berdemonstrasi di Paris , Perancis, pada Desember lalu menuntut agar gencatan senjata segera diberlakukan di Gaza, Palestina. /

MATA BANDUNG - Kelompok perlawanan bersenjata Palestina, Hamas, dikabarkan telah mengajukan lagi proposal perdamaian baru kepada para mediator dan perwakilan pemeritahan Amerika Serikat (AS) yang sedang berunding di Dubai, Uni Emirat Arab. Di dalam rancanan proposal yang diperlihatkan kepada Reuters itu ada rencana pertukaran sandera warga Israel dan tahanan Palestina.

Pihak Hamas menyatakan di dalam proposal itu pembebasan sandera warga Israel akan terdiri dari perempuan, anak-anak dan para manula serta mereka yang sedang sakit. Bahkan, Hamas akan membebaskan juga para tentara perempuan Israel yang mereka tahan. Para sandera ini akan dipertukarkan dengan 700 - 1000 tahanan. 

Namun, tanggapan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv pada Kamis (14/3) masih menilai proposal Hamas tersebut berdasarkan 'tuntutan yang tidak realistik'. Kendati begitu, pihak kantor Netanyahu tersebut tetap akan mengajukan proposal itu ke rapat kabinet perang dan kabinet keamanan pada Jum'at (15/3).

Baca Juga: Penjajah Israel Mengklaim Bahwa Negosiasi tentang Sandera dengan Hamas Telah Mencapai Kemajuan

Selalu ditolak Netanyahu

Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu makin ganas dan garang menyerang Rafah, meski rakyat Palestina tengah memasuki awal bulan Ramadhan.
Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu makin ganas dan garang menyerang Rafah, meski rakyat Palestina tengah memasuki awal bulan Ramadhan.
Upaya perdamaian dan mediasi antara Hamas dan Israel telah diupayakan oleh Mesir dan Qatar. Kedua negara tersebut berusaha memperkecil perbedaan pandangan antara kedua pihak yang berseteru dan meminta kepada mereka untuk memandang gencatan senjata ini sebagai upaya mengehentikan krisis kemanusiaan yang makin memburuk.

 

Hamas menyatakan bahwa negosiasi gencatan senjata ini telah membuat mereka bimbang dalam beberapa pekan belakangan ini akibat penolakan pihak Netanyahu atas tuntutan mereka. Dalam tuntutannya, Hamas selalu minta gencatan senjata secara permanen, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, pengembalian tanah-tanah para warga Palestina, baik di Jalur Gaza (Palestina Selatan), Palestina Tengah dan Tepi Barat (Palestina Utara dan membiarkan arus bantuan tanpa pembatasan. 

Pada Februari lalu, Hamas telah menerima rancangan dari apa yang dinamakan Diskusi Perdamaian Gaza di Paris yang meliputi penghentian operasi militer apa pun selama 4 hari, pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina dengan perbandingan 1 : 10 - yang sama ditulis dalam proposal terbaru.

Rancangan itu juga ditolak penjajah Israel dengan mengatakan bahwa tujuan menghancurkan Hamas sudah terlanjur jauh dilakukan dan direncanakan. Sementara Hamas mendesak bahwa kesepakatan atas rancangan tersebut akan mengakhiri perang. 

Dalam proposal terbaru, Hamas menyatakan bahwa tanggal gencatan senjata akan disepakati segera setelah mulainya pertukaran sandera dan tahanan yang juga akan berlaku sebagai tenggat waktu pasukan penjajah Israel ditarik keluar dari Jalur Gaza. Masih menurut proposal itu, seluruh tawanan dari kedua belah pihak akan dibebaskan secara keseluruhan pada tahap kedua dari rencana itu.***

Halaman:

Editor: Arief TE

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah