Ini Tiga Penyebab Terbesar Stunting di Kota Bandung Menurut Hasil Survei Tim Audit Kasus Stunting 

24 Oktober 2022, 17:00 WIB
Tiga Penyebab Terbesar Stunting di Kota Bandung Menurut Hasil Survei Tim Audit Kasus Stunting . /Pemkot Bandung/

MATA BANDUNG - Survei Tim Audit Kasus Stunting (AKS) ada tiga penyebab terbesar stunting di Kota Bandung. 

Survei Tim Audit Kasus Stunting (AKS) Kota Bandung dilakukan di dua kecamatan dan tiga kelurahan di Kota Bandung.

Kepala Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial RSHS, dr. Dini Hidayat yang juga terlibat dalam Tim AKS memaparkan hasil temuannya di Kelurahan Kujangsari, Kecamatan Bandung Kidul.

Baca Juga: Pemkot Bandung Tekan Angka Stunting Hampir 2.000 Balita

Ia mengatakan, saat survei di lokasi tersebut, pola makan para ibu hamil masih perlu dibenahi. 

Selain itu, menurutnya edukasi terkait pernikahan dini, alat KB, dan antisipasi stunting masih harus terus digencarkan.

"Ada yang lagi hamil, tapi makannya cuma mie instan. Mungkin karena cuma itu yang bisa masuk perut ya. Tapi, tetap harus diatur pola makannya dengan yang bergizi," ucapnya.

Baca Juga: Penting Untuk Dipahami Ibu-Ibu, Stunting Tahap Awal dan Upaya Pencegahannya

Selain itu, Dini mengaku, kerap menemukan kasus pernikahan dini. 

Risiko dari pernikahan dini atau di bawah usia tak hanya berdampak pada stunting, tapi juga kematian ibu dan anak.

"Ada yang umur 14 tahun dinikahkan orang tuanya karena merasa sudah tidak sanggup secara ekonomi. Akhirnya saya cuma bisa memberi saran agar menunda kehamilan dulu," ungkapnya.

Baca Juga: Kota Bandung Berhasil Turunkan Angka Kasus Stunting Sebesar 1.3 Persen

“(Jadi) ada tiga penyebab terbesar stunting di Kota Bandung, yakni pola makan calon ibu, permasalahan sanitasi dasar, dan penanganan remaja menikah usia dini," ujar Dini pada diskusi membahas Hasil Audit Stunting I di Auditorium Balai Kota Bandung, Jumat 21 Oktober 2022.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, Dewi Kania Sari menyampaikan, berdasarkan data SSGI tahun 2021, prevalensi stunting di Kota Bandung sejumlah 26,40 persen.

"Dari hasil audit pertama ini, kita akan mengambil rencana tindak lanjut penanganan stunting. Stunting menjadi prioritas kami, sudah dimasukkan ke RPJMD," kata Dewi.

Baca Juga: Penting Bagi Ibu Untuk Memahami Kondisi Stunting Demi Masa Depan Anak Yang Lebih Baik

Ia memaparkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan pada 2022 prevalensi stunting bisa turun menjadi 23,12 persen. Lalu, di tahun 2023 turun menjadi 19,01 persen.

"Semoga 2024 prevalensi stunting kita bisa turun sampai 14 persen," katanya.

Editor: Mia Dasmawati

Sumber: Pemkot Bandung

Tags

Terkini

Terpopuler