MATA BANDUNG - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta stasiun televisi bertanggung jawab untuk memperbaiki kualitas dan selektif dalam memproduksi maupun menayangkan sinetron.
“Dalam pengamatan PSI, masih cukup banyak sinetron yang tak memperhatikan kualitas, menghina akal sehat, dan membodohi penonton, misalnya mengeksploitasi perempuan dan anak. Stasiun TV tidak boleh lepas tangan, harus bertanggung jawab memperbaikinya,” kata Juru Bicara DPP PSI, Dara Nasution, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
PSI meyakini, para pembuat sinetron tak boleh mengabaikan fungsi sosial-edukatif. Peringkat (rating) memang penting dikejar namun kualitas tidak boleh dinomorduakan.
Baca Juga: MENGEJUTKAN, Yuni Sarah Nonton Vidio Porno Bareng Anak Ini Penjelasan Psikologi
“Karena itu kami meminta stasiun swasta untuk lebih selektif dan bertanggung jawab. Kuncinya ada pada mereka, karena mereka yang menyetujui dan membiayai produksi,” kata dia.
Menurut Dara, selera penonton tidak bisa dijadikan pembenaran dalam produksi sinetron. Pembuat dan penyandang dana harus punya pedoman etis.
“Selera bukan sesuatu yang mutlak-mutlakkan, melainkan bisa diarahkan. Tinggal soal kemauan baik dari semua stasiun TV,” ucap Dara.
Baca Juga: Diterjang Isu perselingkuhan Hingga Muncul Vidio Syur 20 Detik Nathalie Holsher : Astaghfirullah
Sinetron "Suara Hati Istri Zahra" memancing banyak protes. Sinetron tersebut dinilai tidak patut karena menaruh anak 15 tahun sebagai pemeran sosok istri.