248 Rumah Rusak dan 456 Warga Harus Mengungsi Akibat Gempa Sumedang di Penghujung 2023 dan Awal 2024

- 1 Januari 2024, 17:24 WIB
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meninjau RSUD Sumedang yang terdampak gempa bumi.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meninjau RSUD Sumedang yang terdampak gempa bumi. /Pemprov Jabar

MATA BANDUNG - Sebanyak 248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi akibat gempa di Kabupaten Sumedang di penghujung 2023 dan awal 2024. Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengungkapkan hal tersebut usai meninjau dampak Gempa Sumedang di RSUD Sumedang.

"Menurut laporan ada 138 rumah rusak ringan, 110 rusak berat, dan 456 pengungsi. Korban jiwa tidak ada, hanya luka ringan 11 orang dan dua orang di antaranya dirawat di RSUD Sumedang dan Santosa Bandung, sisanya sudah pulang ke rumah masing-masing," kata Bey, Senin, 1/1, di Sumedang.

Sementara di RSUD Sumedang sendiri, akibat gempa berkekuatan 4,8 magnitudo tersebut, harus mengevakuasi sebanyak 108 pasien merawat mereka di halaman depan RSUD Sumedang dan 45 pasien di halaman belakang.

Baca Juga: Jelang Tahun Baru Gempa Guncang Sumedang dan Pangandaran Sekitarnya, Tak ada Korban Maupun Bangunan Rusak

Pasien di RSUD Sumedang, terpaksa dipindahkan keluar untuk menghindari ancaman gempa susulan.
Pasien di RSUD Sumedang, terpaksa dipindahkan keluar untuk menghindari ancaman gempa susulan. kabar-sumedang.com/Taufik Rohman
Bey menegaskan, mereka tetap ditangani secara intensif, karena keselamatan dan ketenangan pasien menjadi prioritas.

"Saat meninjau ke RSUD Sumedang, saya lihat penanganannya sudah baik yang utama adalah keselamatan dan ketenangan pasien, jadi dipindahkan dulu ke tempat yang aman, memang masih ada pasien di dalam tapi itu berada di bangunan yang aman," kata Bey.

Bey mengatakan Gempa yang mengguncang Sumedang terjadi lima kali, yakni pada 31 Desember 2023 dan tanggal 1 Januari 2024 dini hari, namun setelah gempa yang ketiga atau puncaknya dengan magnitudo 4,8 pada pukul 20.30 WIB, guncangan gempa berangsur mengecil yakni berada di kekuatan magnitudo 2.

"Sebetulnya kemarin terjadi lima kali gempa di Sumedang, namun setelah gempa yang ketiga kekuatannya semakin rendah yaitu sekitar 2 magnitudo, tentunya kita berharap tidak terjadi lagi gempa susulan," kata Bey.

Baca Juga: Puluhan Rumah Rusak, Gempa 4,6 Magnitudo Guncang Sukabumi dan Bogor

Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin saat memantau langsung kondisi pasca terjadinya gempa di Kabupaten Sumedang, Senin, 1 Januari 2024./
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin saat memantau langsung kondisi pasca terjadinya gempa di Kabupaten Sumedang, Senin, 1 Januari 2024./
Setelah meninjau kondisi di RSUD Sumedang, Bey kemudian meninjau kondisi permukimam warga yang terdampak gempa cukup parah, tepatnya di Perum Babakan Hurip Kelurahan Kotakaler Kecamatan Sumedang Utara. Bey menyapa sejumlah warga yang sedang mengungsi di sejumlah tenda darurat.

Bey memastikan kondisi mereka aman dan terpenuhi segala kebutuhan logistikanya. Pada kesempatan itu Bey kemudian menyerahkan bantuan secara simbolis berupa dana kebencanaan, makanan, dan obat-obatan kepada Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman.

Berdasarkan hasil analisa Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif Cileunyi - Tanjungsari yang disimpulkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG.

Baca Juga: Gempa Terkini Berkekuatan Magnitudo 5,6 Guncang wilayah Garut, Getaran Dirasakan Hingga Bandung dan Sukabumi

Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi - Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.

Badan Geologi juga mencatat bahwa wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972, sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2022 juga tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km.

Dengan melihat hasil analisa dan catatan masa lalu, masyarakat diimbau tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi.***

Editor: Arief TE

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x