Network
MATA BANDUNG - Berkat komunitas budak Afrika-Amerika, musik jazz mulai dikenal pada akhir abad ke 19 hingga awal abad ke 20.
Banyak orang yang percaya, musik jazz berakar dari tradisi musik Afrika dan Eropa. Satu hal yang pasti, bahwa sejarah musik jazz tidak dapat dilepaskan dari peran masyarakat berkulit hitam di Amerika Serikat.
Dalam perkembangannya, musik jazz sering kali disebut sebagai musik yang membuat pusing, sulit untuk dimengerti, membosankan, dan bahkan dianggap sebagai musik kuno. Meski demikian, seiring berjalannya waktu, musik jazz mulai mendapatkan pasarnya dan dapat berinteraksi dengan berbagai jenis aliran musik lainnya.
Jika sebelumnya anak muda lebih menyukai musik bergenre hip-hop, rock, dan musik dance kini jazz juga menjadi satu alternatif baru.
Musisi jazz baru di tanah air ini mencoba meramu musik dengan beragam aliran jazz, seperti fussion jazz yang banyak dimainkan. Beberapa nama yang menjadi idola adalah Kunto Aji, Raisa, dan Tulus. Ada juga nama Rio Sidik dan Tesla Manaf yang mendunia.
Baca juga: Wow! The Beatles akan Dibuatkan Empat Film Layar Lebar
Kabar gembira buat kalian penggemar musik jazz, sebuah perayaan musik berskala internasional yang pertama kali diadakan sejak sembilan tahun yang lalu (2015) di Candi Prambanan, Yogyakarta, kini kembali diselenggarakan dalam rangkaian acara tiga hari pada tanggal 5, 6, dan 7 Juli 2024.
Tiap harinya akan ada 7 musisi di panggung festival. Musisi yang siap tampil sudah di-publish di akun Instagram @prambananjazz.
Di antaranya Queen at the Opera dan Javier Parisi (musisi internasional). Sedangkan musisi lokal yaitu Nadin Amizah, Yura Yunita, Tulus, Dere, Maliq & D’essential, hingga Kahitna.
