"Tahun 2020 kita dapat CSR dari PT. Pertamina sebesar Rp50 juta, untuk pengembangan maggotisasi. Kita diberikan alat, seperti boks dan sebagainya. Dari bantuan tersebut kita meningkat pengeloaan sampahnya menjadi 500-600 kg per hari," ungkap Ahmad.
Ketika Kota Bandung menghadapi masalah darurat sampah, Ahmad mengirim surat kepada Ketua RT untuk menggalakkan pemilahan sampah dari sumbernya.
"Kita sosialisasi dengan masif, sampai kelompok, majelis taklim, RT, RW, masjid, saat awal tahun juga ada rembug warga, obrolan 'door to door', kita selipkan ini," ujarnya.
Sebagai hasil dari kerja keras mereka, semua RW di Kelurahan Rancabolang telah menjadi Kawasan Bebas Sampah (KBS) pada 9 Januari 2024.
"Kami satu - satunya kelurahan di Kota Bandung yang sudah semua RW KBS. Sehingga dalam waktu dekat, kita akan diresmikan kawasan pertama KBS," tuturnya.
Ahmad menyatakan bahwa pengelolaan maggot merupakan metode yang paling mudah dilakukan dan ramah lingkungan.
"Maggot itu paling ramah lingkungan, dari maggot itu tidak ada yang terbuang sia - sia. Dari fresh maggot, kita panen 75-80 kg per hari," ungkapnya.
Di Kelurahan Rancabolang, para pengelola sampah mampu mengolah sampah dapur sebanyak 2 ton per hari, sementara produksi sampah hanya berkisar antara 900 kg hingga 1,3 ton per hari.