Keputusan Perubahan Hari Jadi Persib Menjadi Polemik dan akan Dibawa ke Pengadilan, Ini Ternyata Penyebabnya

- 25 Desember 2023, 08:23 WIB
Keputusan perubahan hari Jadi Persib menjadikan Polemik, ini ternyata penyebabnya
Keputusan perubahan hari Jadi Persib menjadikan Polemik, ini ternyata penyebabnya /

Mata Bandung – Perubahan hari jadi Persib dari 14 Maret 1933 menjadi 5 Januari 1919 yang diumumkan secara resmi oleh CEO PT PERSIB Bandung Bermartabat, Glenn T. Sugita, di Graha Persib Minggu, 17 Desember 2023 lalu, ternyata menuai polemik dan antitesis dari kalangan tokoh pelaku sejarah Persib dan 36 Perkumpulan Sepakbola (PS) anggota Asosiasi PSSI Kota Bandung, hal ini terungkap dalam acara Konsolidasi Asosiasi PSSI Kota Bandung bersama tokoh dan 36 PS bertempat di Asprov PSSI Jawa Barat Minggu, 24 Desember 2023.

Diketahui perubahan ini didasarkan pada hasil riset dari Tim Peneliti hari Jadi Persib yang diketuai oleh Prof. Kunto Sofianto, Ph.D, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (FIB Unpad).

Pada kesempatan itu, Ketua Umum Asosiasi PSSI Kota Bandung H. Yoko Anggasurya mengatakan, “Kita membahas konsolidasi ini dalam rangka hari lahir Persib, berarti membuka tabir sejarah Persib, hari lahirnya kapan dan perpindahannya bagaimana, artinya peralihan dari Persib Jalan Gurame kepada PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB) alangkah baiknya dibuka juga MOU nya semacam apa,“ Kata Yoko.

Pada tahun pertama H. Yoko menjadi Ketua Umum, Asosiasi PSSI Kota Bandung (Askot) telah menggelar kompetisi mulai dari kelompok usia 9 sampai 13, 15 dan 17 tahun, terdiri dari dua divisi, sama dengan tahun sebelumnya, rencana tahun 2024 akan ditingkatkan menjadi tiga divisi dikembalikan ke semula seperti dulu.

Baca Juga: Keputusan Perubahan Hari Jadi Persib Menjadi Polemik, Ini Ternyata Penyebabnya

“Kompetisi ini berjalan lancar berkat bantuan dana hibah yang mencukupi, bersumber dari APBD Pemerintah Kota Bandung, ditahun pertama Kita pernah mengajukan proposal ke Persib, namun belum ada bantuan,” ujar Yoko.

Selama ini Askot telah membina 36 PS namun sepertinya tidak punya induk, sesuai dengan yang disampaikan oleh PS, “kegelisahannya anak-anak yang tergabung di PS menurut bahasa Saya, ini anak-anak merasa terdzolimi, karena banyak dari mereka lari Ke Barito, ke Persikabo, ke Madura dan kemana-mana, mereka bayar 5 juta ada yang 10 juta bahkan sampai 15 juta,” tandasnya.

Walaupun Persib sudah menjadi PT, menurut Yoko alangkah bagusnya kuotanya ditambah menjadi 50-60%, walaupun Persib ini sudah menjadi milik nasional, namun menurut Yoko pada Persib itu ada Bandungnya.

Kaitan perubahan hari jadi Persib, Direktur PT PBB Teddy Tjahjono mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Prof Kunto dan timnya dari Unpad, sebenarnya didasari oleh hal sederhana dan rasa penasaran, karena selama ini setiap tahun pada saat merayakan hari ulang tahun Persib yakni tanggal 14 Maret 1933.

Baca Juga: Simak! Sinopsis Nath ANTV Minggu, 24 Desember 2023: Aryan Sangat Marah pada Mahua karena Hal Ini

“Itu kan selalu menimbulkan pertanyaan, Kita (Persib-red) ini salah satu klub yang membidani PSSI, sementara PSSI lahir April 1930, masa yang membidani lahirnya belakangan dibandingkan yang dilahirkan, itu suatu logika sederhana, yang selalu menghantui pikiran kita pada saat menjelang ulang tahun,” tandasnya.

Teddy menganggap, kalau itu ada sesuatu yang salah. “Sampai kemudian ada satu kesempatan ternyata dari Unpad juga punya pemikiran yang sama, dan mereka tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah, kemudian didiskusikan kepada kita, gayung pun bersambut dan penelitian ini masih berjalan,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu dikupas mengenai hasil penelitian, dan pada saat itu tim peneliti dari Unpad menemukan dari arsip-arsip nasional berbahasa Belanda yang mereka pelajari, ada beberapa pilihan tetapi setelah melakukan FGD, peneliti menjelaskan hari lahir Persib mengerucut ke tanggal 5 Januari 1919.

“Itu yang diputuskan sehingga sudah diinformasikan pada tanggal 17 Desember 2023 lalu ke teman-teman media, yang dihadiri pula oleh mantan ketua umum Persib dan mantan Wali Kota Bandung H Dada Rosada. Karena kita ingin mengetahui Sejarah Panjang Persib,” kata Teddy.

Sementara itu Taufik Faturohman seorang tokoh Persib sekaligus pemilik PS IPI, menyampaikan bahwa “PS-PS pada waktu peralihan menitipkan Persib kepada PT PBB tanpa transaksional, artinya Persib itu sekarang ada ditangan PT PBB, tapi rohnya, duriatnya, spiritnya masih punya kami,” kata Taufik.

Dengan adanya rencana PT PBB merubah tanggal lahir Persib, Taufik sempat menyampaikan ke-tertersinggungan-nya, sebagai pemilik ‘duriat’ Persib dia merasa tidak dihargai karena tidak pernah di undang. Di jelaskan olehnya bahwa dia punya 2 buku saat Persib ulang tahun ke 25 dan ke 30, tapi pada waktu itu pengurus Persib tidak tergiur dan tetap istqomah.

Soal lahirnya Persib setelah PSSI terbentuk yang dianggap oleh Teddy sebagai kesalahan, disanggah oleh Taufik karena pada saat pembentukan PSSI di Solo atau Mataram pada waktu itu tanggal 30 April 1920, waktu itu, delegasi yang hadir mewakili saat itu dari BIVB (Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond), bukan dari Persib karena Persib terbentuk beberapa tahun setelah terbentuknya PSSI.

“Persib itu lahir pada tanggal 14 Maret 1933, Presiden Soekarno pernah mengatakan ‘jas merah’ yang artinya jangan melupakan sejarah, saya siap untuk di konfirmasi dengan Propesor dari Unpad mengenai argument tersebut, jadi sudahlah jangan mengusik kita yang lagi tenang, jangan sampai hal ini mengundang gejolak se Jawa Barat” pungkas nya.

Menanggapi hal itu, Teddy mengatakan “Mungkin nanti ada even tersendiri untuk mengundang teman-teman yang lebih luas, dan masukan-masukannya akan didiskusikan lebih jauh dengan orang-orang di bidangnya,” kata Teddy.

Pada kesempatan yang sama, Adeng Hudaya seorang legenda pemain Persib mengatakan kepada Mata Bandung PRMN, bahwa dirinya punya catatan mengenai hal yang sudah ramai di media mainstream maupun media sosial, bahwa hari jadi Persib yang semula tanggal 4 Maret 1933 diganti menjadi tanggal 5 Januari 1919, dia menghargai upaya yang dilakukan pihak Persib dan tim peneliti dari Unpad, namun dia menyayangkan dalam tim itu tidak ada orang-orang yang mengerti sepak bola.

“Tim Peneliti Unpad kan terdiri dari akademisi, sedangkan pelaku sejarahnya tidak ada yang dilibatkan didalamnya, sejarah Persib ini kan istilahnya sudah mendarah daging sejak nenek moyang kita, sesepuh kita kan masih ada yang pernah main pada zaman Belanda,’ lanjutnya.

Ditegaskan oleh Adeng ada benang merah bahwa Persib ini adalah anak dari 36 PS, dulu pada saat diberlakukannya aturan FIFA bahwa yang ikut kompetisi harus berbadan hukum, dengan sendirinya Persib harus berubah menjadi PT, dan ke 36 klub ini memberikan persetujuan pengesahan menjadi PT pada zaman Dada Rosada menjadi Ketua Umum Persib perserikatan.

Seingat saya, pada saat peralihan, disepakati Persib peserikatan boleh dijadikan PT tetap berdomisili di Bandung dan nama Persib harus tetap ada,” tandas Adeng Hudaya yang juga merupakan anggota Komite Disipilin Askot PSSI Kota Bandung periode kepengurusan sekarang.

Menanggapi polemik yang terjadi, Kepala Bidang Pembinaan dan Infrastuktur Olah Raga Dispora Kota Bandung Hendy Maulana Yusuf mengatakan “Mengenai hal ini nampaknya masih perlu ditingkatkan komunikasi antara PT PBB dan Asosiasi PSSI Kota Bandung terhadap 36 klubnya, mudah-mudahan ini merupakan awal dari komunikasi yang terbentuk, sehingga kedepannya apapun yang terjadi dan yang akan dilaksanakan tidak terlepas dari hasil musyawarah.

“Insya Allah Pemerintah tidak akan membeda-bedakan, Askot akan tetap dibantu untuk menjalankan program kompetisi dengan dana hibahnya, sebaliknya Persib juga akan mendapatkan bantuan sesuai dengan kemampuan dan aturan yang ada pada kami,” kata Hendy.

“Ini suatu hal yang patut ditindak lanjuti bersama, mudah-mudahan semuanya bisa tuntas, jelas dan semuanya bisa di akomodir dengan cara musyawarah dan berembuk, untuk kebaikan Persib yang sekarang dipegang oleh PT PBB dan bagaimana bisa berkoordinasi dengan Asosiasi PSSI Kota Bandung yang memiliki 36 PS ini,” pungkas Hendy.

Acara Diskusi Konsolidasi ini, dihadiri Kabid Pembinaan dan Infrastuktur Olah Raga Dispora Kota Bandung Hendy Maulana Yusuf, Sekjen Asosiasi PSSI Kota Bandung H. Laga Sudarmadi, Wakil Ketua Asosiasi PSSI Kota Bandung Budhi Agung Santoso SH, perwakilan 36 PS dan lain-lain.

Sedangkan yang menjadi panelis yakni Ketua Umum Asosiasi PSSI Kota Bandung H. Yoko Anggasurya, Teddy Tjahjono dan Yoyo S. Adiredja perwakilan dari PT PBB, Indra Tohir, Taufik Faturohman, Obon dan Ahwani, diskusi di pimpin oleh Kang Pujo seorang wartawan senior.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah