Network
MATA BANDUNG- Bunuh diri masih menjadi masalah senyap di Indonesia. Insiden bunuh diri kemungkinan besar jauh lebih tinggi dari data resmi, menurut penelitian terbaru. Stigma seputar masalah kesehatan jiwa dan kelemahan sistem pendataan dianggap menjadi penyebab utamanya.
Kasus bunuh diri semakin banyak terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Kepolisian RI (Polri), sebanyak 975 kasus bunuh diri terjadi sejak Januari hingga Oktober 2023. Jumlah ini meningkat 31,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 486 kasus.
Setelah sebelumnya mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) berinisial NJW tewas karena diduga bunuh diri pada Selasa, 10 Oktober 2023, kini kasus serupa menimpa mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) berinisial EB. EB yang berusia 24 tahun ditemukan tewas di kamar indekos-nya di wilayah Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Baca Juga: Wargi Jabar Siap-Siap Siap-siap Jadwal Pemeliharaan Listrik PLN 19 Oktober 2023 : Mati Lampu 3 Jam
Selain itu, seorang mahasiswi UMY berinisial SM, 18 tahun, juga ditemukan tewas setelah jatuh dari lantai empat asrama putri University Residence UMY, Bantul, Yogyakarta, pada Senin, 2 Oktober 2023 sekitar pukul 06.15 WIB. Sebelumnya, korban juga diduga sempat meminum obat sakit kepala sebanyak 20 butir sekaligus pada Ahad malam, 1 Oktober 2023.
Setelah ditelusuri dan dipelajari ternyata ada hal mengejutkan. Hal tersebut disampaikan Dr Sandersan Onie, peneliti kesehatan mental bidang pencegahan bunuh diri dan pendiri Emotional Health for All, dalam diskusi online bertajuk "Menciptakan Harapan Melalui Aksi Nyata.”
Sandersan mengatakan, data menunjukkan jika seseorang berisiko melakukan bunuh diri, terutama orang terdekatnya, maka risiko bunuh diri juga meningkat. “Upaya bunuh diri bisa menular, terutama bagi orang-orang di sekitar orang yang ingin bunuh diri,” katanya.
Memang benar, cerita tentang bagaimana bunuh diri tampak mudah bagi orang yang melakukan bunuh diri akan membuat orang di sekitarnya merasa bahwa tindakan tersebut adalah hal yang wajar. Sehingga menimbulkan perspektif bahwa bunuh diri merupakan solusi dari permasalahan yang terjadi terhadapnya.
Baca Juga: Lawan Oligarki! Sebanyak 50 Aktivis 1998 Berorasi di Depan Gedung Sate Ingatkan Hal Ini Kepada Gen Z
