Mitos Situ Sangiang
Situ Sangiang merupakan danau alami. Menurut legenda, danau atau situ ini diyakini sebagai tempat "ngahiang" (moksa) Sunan Talaga Manggung dan Keratonnya ketika dikhianati menantunya, Patih Palembang Gunung pada abad ke 15. Sejak itu, tempat ini raib dan baru ditemukan kembali pada masa penjajahan Belanda.
Dikisahkan, kawasan Situ Sangiang Majalengka merupakan wilayah Kawedanaan Talaga yang dipimpin Sunan Talaga Manggung.
Sunan Talaga Manggung ini mempunyai dua orang anak. Yang putra sulung bernama Raden Panglurah dan adiknya yang perempuan bernama Ratu Simbar Kencana.
Setelah dewasa, berbeda dengan kakaknya yang memilih bertapa untuk menambah ilmu kanuragan, Ratu Simbar Kencana bertahan di istana dan menikah dengan Palembang Gunung.
Namun ternyata, dalam perjalanannya, Patih Palembang Gunung memendam impian menjadi raja di Talaga Manggung.
Konon, secara diam-diam, Patih Palembang Gunung menghimpun kekuatannya, termasuk orang kepercayaan raja yang bernama Centang Barang. Centang Barang ini mempunyai tombak yang dipercaya dapat mengalahkan raja.
Kemudian dalam sebuah kesempatan, Centang Barang yang merupakan suruhan Palembang Gunung berhasil membunuh Sunan Talaga Manggung. Namun, setelah raja terbunuh, Centang Barang bertingkah aneh. Dia menjadi gila dan menggigit-gigit anggota badannya sendiri hingga akhirnya tewas.
Kabar tersebut segera didengar oleh Patih Palembang Gunung dan bergegas menengoknya.
Singkat cerita Patih Palembang Gunung sampai di lokasi, namun yang mengagetkannya ia tak menemukan keraton beserta isinya.