Network
MATA BANDUNG - Anemia aplastik, sebuah kondisi langka yang melibatkan kegagalan sumsum tulang belakang untuk memproduksi sel-sel penting seperti sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah, menjadi sorotan praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama.
Menurutnya, terdapat berbagai penyebab anemia aplastik, baik yang bersifat genetik maupun didapat sepanjang hidup seseorang. Hal ini termasuk dampak dari penyakit menular, efek samping dari kemoterapi atau radioterapi untuk kanker, kondisi autoimun, serta konsumsi obat-obatan tertentu atau zat kimia.
Walau jarang terjadi, anemia aplastik dapat memberikan gejala yang cukup serius, termasuk kelemahan, kelelahan, serta risiko tinggi terkena infeksi. Gejala tersebut muncul akibat kurangnya sel darah merah dan sel darah putih yang berfungsi sebagai perlindungan tubuh.
Baca Juga: Babe Cabita, Komika Tersukses Medan Meniggal Dunia dalam Usia 34 Tahun
Ngabila menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah anemia aplastik menimbulkan komplikasi yang lebih serius. Salah satu upaya yang disarankan adalah melalui program deteksi dini yang diberikan pemerintah secara gratis, seperti pemeriksaan darah untuk calon pengantin dan ibu hamil.
Bagi anak-anak dengan riwayat keluarga kanker atau autoimun, disarankan untuk melakukan skrining darah secara berkala dengan pemeriksaan hematologi lengkap. Hal ini dapat membantu dalam mendeteksi anemia aplastik sejak dini, sehingga tindakan pengobatan dapat segera dilakukan.
Ngabila juga menyarankan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama pemeriksaan darah lengkap secara gratis yang tersedia melalui layanan BPJS di puskesmas terdekat atau secara mandiri.
Sementara itu, sebelumnya publik dikejutkan dengan kabar meninggalnya Komedian Babe Cabita, yang sebelumnya diketahui menderita anemia aplastik. Meski demikian, penyebab pasti kematian belum diungkap secara resmi. Babe Cabita sebelumnya sempat menjalani perawatan di rumah sakit untuk kondisi tersebut.
