Network
MATA BANDUNG - Aplikasi berbahaya kerapkali menjadi ancaman pada smartphone pengguna, salah satunya bahaya malware DawDropper.
DawDropper adalah malware pada aplikasi yang dirancang untuk menyelinap melewati pemeriksaan keamanan Google Play Store, setelah itu mereka digunakan untuk mengunduh malware yang lebih kuat dan mengganggu kemanan perangkat.
Kemudian, setelah aplikasi yang disusupi malware terinstall, pelaku cybercrime akan mencari kredensial penting yang dimiliki pengguna, utamanya kredensial pada akun mobile banking.
Malware pada aplikasi berbahaya itu dapat mengancam sistem keamanan perbankan yang diinstal oleh pengguna, yakni aplikasi mobile banking.
Baca Juga: Kuasa Hukum Jelaskan Penyebab Sule dan Nathalie Bercerai
Malware tersebut dapat mencuri data sensitif pengguna, seperti alamat email, kata sandi, memindai wajah pengguna, merekam data panggilan dan memindai dokumen.
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri melalui akun Instagram resminya merilis daftar aplikasi berbahay yang sebaiknya tidak diinstal oleh pengguna.
Setidaknya ada 17 jenis aplikasi berbahaya yang berpotensi tersusupi malware DawDropper, diantaranya:
Baca Juga: Ade, Penjual Sendal Berpindah Menjadi Penjual Bendera Menuju Hari Kemerdekaan
1. Rooster VPN 2021/11
2. Call Centre 2021/05
3. Super Cleanser 2021/11
4. Document Scanner 2021/11
5. Universal Saver Pro 2021/2012
6. Eagle Photo Editor 2022/01
7. Call Recorder Pro+ 2022/01
8. Extra Cleanser 2022/04
9. Crypto Utills 2022/05
10. Fix Cleaner 2022/05
Baca Juga: Dinyatakan Sembuh Dari Cidera, Robert Pastikan Bawa Ricky Kambuaya dan Febri Haryadi saat Jumpa Borneo FC
11. Universal Saver Pro 2022/05
12. Lucky Cleaner 2022/05
13. Just In: Video Motion 2022/05\
14. Document Scanner Pro 2022/05
15. Conquer Darkness 2022/05
16. Simpli Cleaner 2022/06
17. Unicc Qr Scanner 2022/07
Baca Juga: Film Joker 2 akan Segera Dirilis, Lady Gaga Akan Perankan Tokoh Ini
Malware ini juga menonaktifkan Google Play Protect dan menggunakan komputasi jaringan virtual (VNC) untuk merekam layar perangkat korban, termasuk informasi sensitif seperti kredensial perbankan, alamat email dan kata sandi, dan PIN, yang semuanya kemudian dieksfiltrasi ke server jarak jauh.***
