Makin Banyak Pasukan Zionis Meregang Nyawa di Jalur Gaza di Tangan Pejuang Hamas dalam Perang Gerilya Kota 

- 16 Desember 2023, 23:46 WIB
Brigade Al Qassam Hamas, Saraya Al Quds (Jihad Islam), Brigade Syuhada Al Aqsa (Fatah), Brigade Abu Ali Mustafa (PFLP) dan Brigade Mujahidin yang bahu membahu melawan pasukan Zionis dalam perang di Gaza.
Brigade Al Qassam Hamas, Saraya Al Quds (Jihad Islam), Brigade Syuhada Al Aqsa (Fatah), Brigade Abu Ali Mustafa (PFLP) dan Brigade Mujahidin yang bahu membahu melawan pasukan Zionis dalam perang di Gaza. /X.com/@tweetbatalyon

MATA BANDUNG - Tentara penjajah Israel makin banyak yang meregang nyawa di Jalur Gaza. Hingga kini jumlah yang tewas sudah hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan serangan darat pasukan Israel ke daerah yang sama pada 2014.

Kondisi ini membuktikan ancaman Hamas untuk meladeni tentara Zionis dalam perang gerilya kota.

Pakar militer Israel, seorang komandan Israel dan seorang sumber Hamas menggambarkan bagaimana kelompok Palestina telah menggunakan persediaan senjata dalam jumlah besar, pengetahuan mereka tentang medan dan jaringan terowongan yang luas untuk mengubah jalan-jalan di Gaza menjadi labirin yang mematikan.

Baca Juga: Tentara Pejajah Israel yang Hadiahi Ultah Anaknya Pemboman Kediaman Warga Gaza Tewas Ditikam Pejuang Hamas

Senjata Drone

Pasukan elite Israel, Brigade Golani kehilangan seperempat kekuatan tempurnya selama perang di Gaza, Palestina.
Pasukan elite Israel, Brigade Golani kehilangan seperempat kekuatan tempurnya selama perang di Gaza, Palestina. Foto/Quds Press
Hamas memiliki senjata mulai dari drone yang dilengkapi granat hingga senjata antitank dengan muatan peledak ganda yang kuat.

Sejak serangan darat Israel dimulai pada akhir Oktober, sekitar 110 tentara Israel telah terbunuh ketika tank dan infanteri menyerbu kota-kota dan kamp-kamp pengungsi, berdasarkan angka resmi Israel. Sekitar seperempat dari jumlah tentara tewas tersebut adalah awak tank.

Sedangkan pada konflik 2014, jumlah tentara Israel yang tewas adalah 66 orang, ketika Israel melancarkan serangan darat yang lebih terbatas selama tiga pekan tetapi tujuannya bukan untuk melenyapkan Hamas.

"Tidak ada yang bisa membandingkan cakupan perang saat ini dengan tahun 2014, ketika sebagian besar pasukan kami beroperasi tidak lebih dari satu kilometer di dalam Gaza," kata Yaacov Amidror, pensiunan mayor jenderal Israel dan mantan penasihat keamanan nasional yang kini bekerja di Institut Yahudi untuk Keamanan Nasional Amerika (JINSA).

Dia mengatakan tentara "belum menemukan solusi yang baik untuk terowongan tersebut," merujuk kepada sebuah jaringan dibuat Hamas yang berkembang pesat dalam dekade terakhir.

Baca Juga: Peringatan 75 Tahun Deklarasi HAM, Indonesia Tegaskan Semakin Perkuat Dukungan Kepada Palestina

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu @guardian_us


Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Kamis (14/12) mengatakan bahwa Israel akan melancarkan perang "sampai kemenangan mutlak". Para pejabat Israel mengatakan perang ini akan memakan waktu berbulan-bulan sebelum selesai.

"Ini merupakan tantangan sejak hari pertama," kata Ophir Falk, penasihat kebijakan luar negeri Netanyahu, kepada Reuters.

Hamas telah mengunggah video di saluran Telegramnya bulan ini yang menunjukkan para pejuang dengan kamera tubuh bergerak melintasi gedung-gedung untuk meluncurkan roket yang digendong ke arah kendaraan lapis baja.

Salah satunya, yang diunggah pada 7 Desember, berasal dari Shejaiya, sebelah timur Kota Gaza, sebuah wilayah di mana kedua belah pihak melaporkan terjadinya pertempuran sengit.

Dalam unggahan lain pada 5 Desember, sebuah kamera muncul dari sebuah terowongan, seperti periskop, untuk memindai kamp Israel tempat tentara beristirahat. Unggahan tersebut mengatakan, kamp Israel tersebut kemudian terkena ledakan bawah tanah.

Reuters tidak dapat memverifikasi video tersebut.

Seorang sumber Hamas, yang berbicara kepada Reuters dari dalam Gaza tanpa menyebut nama, mengatakan para pejuang bergerak sedekat mungkin untuk melancarkan penyergapan "memanfaatkan tanah yang kita tahu tidak dimiliki orang lain", sering kali bergerak atau keluar dari terowongan.

"Ada kesenjangan besar antara kekuatan kami dan kekuatan mereka, kami tidak akan membodohi diri kami sendiri," ujarnya.

Hamas belum mengatakan berapa banyak pejuangnya yang tewas. Militer Israel mengatakan mereka telah menewaskan sedikitnya 7.000 orang. Kelompok tersebut sebelumnya menolak angka Israel, dan mengatakan bahwa angka itu termasuk warga sipil.

Juru bicara Hamas di luar Gaza belum menanggapi permintaan komentar Reuters untuk dicantumkan dalam artikel ini.

Seorang komandan Israel, yang bertempur pada 2014, mengatakan perluasan cakupan operasi ini berarti lebih banyak pasukan yang berada di lapangan, sehingga memberikan Hamas "keuntungan sebagai pihak bertahan", sehingga diperkirakan akan ada lebih banyak korban jiwa di pasukan tersebut.

Editor: Arief TE

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x