Kepala BMKG Sebut Krisis Air Jadi Ancaman Serius, Begini Cara Menghematnya Saat Kemarau Panjang

- 15 Oktober 2023, 21:30 WIB
Ilustrasi lahan kekeringan. Fenomena El Nino Di Indonesia, Begini Cara Menghemat Air Saat Kemarau Panjang
Ilustrasi lahan kekeringan. Fenomena El Nino Di Indonesia, Begini Cara Menghemat Air Saat Kemarau Panjang /Dok. Pixabay - Friedrich Frühling/

 

MATA BANDUNG - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa krisis air menjadi ancaman serius bagi umat manusia. Hal tersebut disampaikan dalam acara 2nd Stakeholders Consultation Meeting, the 10th World Water Forum yang diselenggarakan di Bali, Kamis 12 Oktober 2023.

"Krisis air menjadi ancaman serius sekaligus nyata dan harus jadi perhatian seluruh negara," ujar Dwikorita.

Menurut Dwi Korita, salah satu penyebab utama krisis air adalah terus meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak pada peningkatan laju kenaikan suhu udara, mengakibatkan proses pemanasan global terus berlanjut, dan berdampak pada fenomena perubahan iklim yang dapat memicu krisis air, krisis pangan dan bahkan krisis energi, serta meningkatnya frekuensi, intensitas dan durasi kejadian bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Program Gratis Berakhir, Mulai 18 Oktober 2023 Tiket Kereta Cepat Whoosh Dikenai Harga Tiket Rp300 Ribu

Dwikorita juga menerangkan, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada tahun 2022 lalu melaporkan bahwa Planet Bumi jauh lebih hangat 1,15°C kurang lebih 0,13°C jika dibandingkan dengan rata-rata suhu udara permukaan pada masa pra-industri (1850-1900).

Saat ini, dalam penilaian awal (September 2023), menunjukkan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah.

Sebelumnya, menurut pemantauan 10 hari terakhir Juli 2023, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan nilai sebesar +1.14 yang mengindikasikan bahwa El Nino terus menguat intensitasnya sejak awal Juli.

BMKG memprediksi puncak dampak El Nino akan terjadi pada Agustus-September 2023 mendatang. Hasil monitoring hingga pertengahan Juli 2023, sebanyak 63% dari zona musim telah memasuki musim kemarau. BMKG memprediksi kemarau tahun ini akan lebih kering dari normalnya-dan juga lebih kering dari tiga tahun sebelumnya.

Halaman:

Editor: Mia Nurmiarani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah