Bandung Punya Produk Ekonomi Kreatif Jam Tangan Kayu, Simak Disini Ulasannya

27 Februari 2024, 10:29 WIB
Jam tangan bahan dasar kayu dengan desain unik, produk Brand lokal PALA Nusantara Kota Bandung. /PALA Nusantara

 

MATA BANDUNG - Hadir dengan konsep Exotic Watch, brand lokal asal Kota Bandung berbasis ekonomi kreatif, yaitu PALA Nusantara mampu mengemas ragam cerita Nusantara lewat sebuah jam tangan terbuat dari bahan dasar kayu.

Ide awal ini muncul saat Ilham Pinastiko (Founder) melakukan perjalanan ke beberapa pulau di Indonesia pada tahun 2015. Dalam perjalanannya, Ilham mendapatkan berbagai cerita daerah yang akhirnya ia tuangkan dalam PALA Nusantara.

PALA Nusantara memiliki desain produk mulai dari pilihan warna, ketebalan jam tangan sampai perpaduan material kayu dan kulit.

Jenis jam tangan yang ditawarkan bervariasi seperti 3 jenis jam yang dibedakan berdasarkan warna (Merah, Biru, dan Coklat).

PALA Merah merepresentasikan simbol kearifan Toraja, PALA Biru mewakili ciri khas suku Baduy, sedangkan PALA Coklat merupakan simbol tanah Jawa.

Baca juga: Wisata Seni Ilusi 3d Amazing Art Terbesar di Dunia Ada di Bandung, Dijamin Keren?

Ada juga jenis jam tangan lainnya seperti PALA Cemani dan Arwana yang mewakili satwa khas Nusantara. Tidak hanya itu, cerita mengenai senjata pusaka dikemas dalam PALA Yanu dan Gada.

Dilansir dari laman resmi Disbudpar Kota Bandung, agar mampu bersaing di pasar ekonomi kreatif, PALA Nusantara berfokus pada RnD (Research and Development). Brand lokal ini selalu mengembangkan inovasi pada setiap produk yang dihasilkan.

Salah satunya dengan merilis jam tangan PALAMylea pada bulan Maret 2019. Berkolaborasi dengan Mycotech (Biotechnology Company), PALAMylea merupakan Eco Watch Pertama di dunia, yang memadukan keunikan kayu eksotik Indonesia dengan limbah industri yang diproses menjadi kulit jamur.

PALAMylea sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekaligus untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia. Jam tangan ini pun mampu membawa PALA Nusantara dalam Super Design Show Milan Design Week – Tortona 2019.

Baca juga: Mau ke Pangandaran Sekarang bisa Naik Pesawat Susi Air dari Bandara Husein Sastranegara Bandung

 

UMKM Matoa hadir dengan inovasi produk kayu lainnya berupa jam tangan. Disbudpar Kota Bandung

Bran UMKM Jam Tangan Matoa

Selain itu, ada juga namanya Bran Matoa,  memproduksi jam tangan juga yang berasal dari limbah pilihan.

Pemilik Matoa Indonesia Lucky Dana Aria merasa terdorong untuk bisa lebih mengoptimalkan limbah kayu yang ada di Indonesia menjadi suatu produk unik dan fungsional. Sudah bisa dipastikan jika jam tangan kayu Matoa merupakan produk ramah lingkungan dan tentunya menghemat sumber daya alam yang ada.

“Di tahun 2010, saya dan Lucky melakukan riset terlebih dahulu terkait produksi Matoa. Selama 1 tahun kita melakukan riset mulai dari pemilihan bahan dasar sampai mencari tahu bagaimana proses pembuatan jam tangan dari bahan kayu,” ujar Yanuar, Markom dan Sales Director Matoa.

Yanuar pun sempat bercerita mengenai asal usul nama Matoa. Nama tersebut terinspirasi dari satu pohon khas Papua yang menghasilkan buah dengan rasa unik yaitu pohon Matoa.

Walaupun bernama Matoa, limbah kayu yang digunakan bukanlah berasal dari pohon Matoa. Ada dua jenis kayu yang digunakan yaitu kayu Eboni (kayu hitam Makassar) dan kayu Maple.

Ingin membawa pesan tentang keberagaman budaya di Indonesia,  jenis jam tangan Matoa pun diberi nama pulau-pulau dan suku, diantaranya seperti Sunda, Moyo, Flores, Gili dan Way Kambas.

Sudah mulai dipasarkan sejak tahun 2012, produk Matoa mampu dipasarkan sampai mancanegara. Matoa sudah memiliki authorized distributor di beberapa negara diantaranya Jepang, Malaysia, Singapura dan Amerika Serikat.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: Disbudpar Kota Bandung

Tags

Terkini

Terpopuler