Berikut Niat dan Keutamaan Puasa Syawal, 6 Hari Puasa sama Dengan 1 Tahun Puasa

- 14 Mei 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi ibadah puasa Syawal
Ilustrasi ibadah puasa Syawal /Pixabay.com/Chiplanay/

MATA BANDUNG - Selain ibadah puasa di bulan Ramadhan, umat muslim juga mengenal puasa Syawal.

Bahkan keutamaan puasa Syawal ini memiliki keutamaan yang luar bias jika di kerjakan.

Sebagaimana dalam hadis sahih riwayat Imam Muslim dikatakan bahwa, ‘Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.’

Maka dari itu, status hukum puasa Syawal adalah sunnah bagi orang yang tak memiliki tanggungan puasa wajib, baik qadha puasa Ramadhan atau puasa nazar.

Baca Juga: Juventus Dikabarkan Akan Pulangkan Moise Kean Ke Turin

Sebagaimana puasa Ramadhan, niat puasa Syawal pun sama seperti puasa sunnah lainnya, yakni tak mesti dilakukan di malam hari atau sebelum terbit fajar.

Mereka yang malam harinya tak berniat, tapi mendadak di pagi atau siang hari ingin mengamalkan puasa Syawal, diperbolehkan baginya berniat sejak ia berkehendak puasa sunnah saat itu juga.

Akan tetapi, tetap dengan catatan, sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Baca Juga: Antisipasi Penularan Covid-19 Saat Lebaran, Jabar Batasi Pergerakan Warga Antar Daerah

Adapun niat tersebut cukup digetarkan di dalam hati, bahwa ia bersengaja untuk menunaikan puasa sunnah Syawal. Tanpa mengucapkan niat secara lisan, puasa sudah sah. Namun, untuk memantapkan, ulama menganjurkan melafalkannya sebagai berikut:

Untuk niat malam hari: نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta’ala.

Untuk niat siang hari: نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah ta’ala.

Kemudian tata cara puasa Syawal, sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum. Yakni setelah melafalkan niat puasa, tentunya bangun dini hari untuk makan sahur dan disunnahkan pula makan sahur sebelum terbit fajar.

Baca Juga: Ajax Bakar Trofi Eredivisie Lebur Jadi 42.000 Bintang Perak

Dilansir MataBandung.com dari laman NU, perlu diketahui, bagi mereka yang punya utang puasa Ramadhan karena udzur atau dalam kondisi misalnya sakit, perjalanan jauh, atau lainnya, status hukum berubah menjadi makruh.

Sedangkan, bagi mereka yang tak berpuasa Ramadhan karena kesengajaan, tanpa uzur, status hukum menjadi haram. Sebaiknya, tunaikanlah dulu puasa wajib, baru kemudian puasa sunnah Syawal.

Mereka yang berpuasa wajib di bulan Syawal tetap memperoleh keutamaan puasa Syawal meski pahalanya tak sebesar yang disebutkan hadis di atas.***

Editor: Mia Dasmawati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah