Apa Itu Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Ini Penjelasan LAPAN

- 11 Oktober 2021, 10:54 WIB
Saksikan Fenomena Hari Tanpa Bayangan Mulai pada 6 September, Catat Daftar Wilayah dan Cara Melihatnya/Pexels/Kindel Media/
Saksikan Fenomena Hari Tanpa Bayangan Mulai pada 6 September, Catat Daftar Wilayah dan Cara Melihatnya/Pexels/Kindel Media/ /

MATA BANDUNG - Mungkin masih banyak yang belum tahu soal fenomena hari tanpa bayangan. Lantas bagai mana Fenomena hari tanpa bayangan bisa terjadi.

Dikutip dari laman resmi LAPAN, fenomena hari tanpa bayangan ini terjadi karena sumbu rotasi Bumi miring 66,6° terhadap ekliptika. Artinya, tidak ada bayangan saat matahari tepat berada di atas kepala kita.

Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa (Pussainsa) Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menjelaskan,  hal ini membuat Matahari tidak selalu berada di atas garis katulistiwa (lintang 0°) melainkan berada di lintang 23,4°LU (garis balik utara) hingga 23,4°LS (garis balik selatan).

Baca Juga: Nick Kuipers Siap Hancurkan Ezechiel N’Douassel saat Persib vs Bhayangkara di seri kedua Liga 1

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China Taipei Malam Nanti

Wilayah yang terletak di antara dua garis balik ini memungkinkan akan mengalami Matahari di atas tempat tersebut ketika tengah hari sebanyak dua kali setahun.

“Pulau Jawa terletak di antara lintang 6°-8°LS atau berada di sebelah selatan garis katulistiwa. Sehingga, Matahari akan berada di atas pulau Jawa beberapa hari setelah Ekuinoks September dan beberapa hari sebelum Ekuinoks Mare,” ujar Andi dalam keterangannya, Minggu, 10 Oktober 2021.

Andi menerangkan, dampak fenomena ini adalah ketika tengah hari tidak ada bayangan yang terbentuk dari benda tegak tak berongga (seperti tongkat, tiang, dan lainnya). Fenomena ini disebut juga sebagai Hari Tanpa Bayangan di Pulau Jawa.

Selain itu, saat tengah hari, ketika sinar Matahari datang tegak lurus permukaan Bumi, intensitas radiasi Matahari akan maksimum. Sehingga, ketika tutupan awan sangat minim, suhu permukaan Bumi saat siang hari akan maksimum.

Halaman:

Editor: Ipan Sopian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x