Cegah Gangguan Ginjal pada Anak, Kemenkes Larang Dokter dan Apotek Edarkan Obat Sirup

- 20 Oktober 2022, 11:54 WIB
Cegah Gangguan Ginjal pada Anak, Kemenkes Larang Dokter dan Apotek Edarkan Obat Sirup
Cegah Gangguan Ginjal pada Anak, Kemenkes Larang Dokter dan Apotek Edarkan Obat Sirup /Original Frank/

MATA BANDUNG - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) larang dokter dan tenaga kesehatan edarkan atau beri resep obat dalam bentuk cair atau sirup. 

Pelarangan pemberian resep obat dalam bentuk cair atau sirup ini untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan penyakit gangguan ginjal akut pada anak-anak.

Kemenkes sudah meminta tenaga kesehatan atau dokter pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

Baca Juga: Waspada, Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak-Anak Meningkat, Kenali Gejalanya di Sini

Selain dokter dan tenaga kesehatan, Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

“Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan,” tutur dr Syahril.

Sebagai alternatif, lanjut dr. Syahril, dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya.

Baca Juga: Kenali Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak,  Ini Gejala dan Tandanya

Selain melakukan pelarangan, orang tua yang memiliki anak balita dengan gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah diminta untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.

Selanjutnya, keluarga pasien diminta membawa atau menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya, dan menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan.

Jumlah kasus gangguan ginjal akut pada anak-anak yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, dimana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65 persen.

Editor: Mia Dasmawati

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah