BMKG: Gempa Bawean Guncangannya Berspektrum Luas, Masyarakat agar Selalu Waspada!

- 25 Maret 2024, 07:26 WIB
Masyarakat korban gempa di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur masih tidur di halaman depan rumah karena khawatir guncangan kembali terjadi.
Masyarakat korban gempa di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur masih tidur di halaman depan rumah karena khawatir guncangan kembali terjadi. /Antara

Baca juga: Gempa Berkekuatan 6 Magnitudo di Timur Laut 132 Km dari Tuban Terasa Di Jawa Timur dan Jawa Tengah

Fakta yang keenam, gempa Bawean berpusat di zona Sesar Tua Pola Meratus. Gempa Bawean membuktikan bahwa ternyata jalur sesar di Laut Jawa masih aktif, sekaligus menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap keberadaan sesar aktif dasar laut yang jalurnya dekat Pulau Bawean.

"Gempa dapat berulang dan terjadi kapan saja. Meskipun termasuk dalam zona kegempaan rendah, Laut Jawa utara Jawa Timur tetap memiliki potensi gempa karena secara geologi dan tektonik terdapat jalur Sesar Tua Pola Meratus," ujanya melanjutkan.

Fakta ketujuh, Episenter Gempa Bawean terletak tepat di jalur sesar yang sudah terpetakan. Daryono mengatakan jika mencermati lokasi pusat Gempa Bawean, tampak episenternya terletak tepat pada jalur Sesar Muria (Laut). Gempa Bawean dipicu reaktivasi sesar tua.

"Jalur sesar itu berada di zona Sesar Tua Pola Meratus. Salah satu jalur sesar di zona Pola Meratus ini diduga mengalami reaktivasi dan memicu gempa," ujar Daryono.

Selanjutnya, fakta kedelapan adalah gempa Bawean yang pertama berkekuatan magnitudo 5,9. Sedangkan gempa susulannya dengan magnitudo lebih besar, yaitu sebesar 6,5.

"Hal itu bisa terjadi karena asperity atau bidang bakal geser di bidang sesar yang ukurannya lebih besar mengalami pecah belakangan. Salah satunya karena dipicu tekanan dari gempa pertama dengan aspertity yang ukurannya relatif lebih kecil. Bidang sesar yang pecah pertama kali adalah asperity pada struktur batuan yang lebih lemah, sehingga mengalami pecah duluan sebagai gempa pembuka," jelas ucapnya.

Baca juga: BNPB Lakukan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Tanggulangi Bencana di Jawa Tengah

Fakta kesembilan, gempa susulan di Bawean cukup banyak. Hal itu disebabkan oleh karakteristik gempa kerak dangkal di Bawean terjadi pada batuan kerak bumi permukaan yang batuannya bersifat heterogen.

Dengan demikian, kerak bumi itu mudah rapuh dan patah, tidak seperti gempa kerak samudra yang batuannya bersifat homogen dan elastic, sehingga tidak terlalu banyak gempa susulan, bahkan terkadang tanpa gempa susulan meskipun magnitudo gempanya cukup besar.

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x