Kisah Pengiriman Bantuan Kemanusiaan ke Gaza oleh TNI Sempat Mentok, Tahajud dan Baca Surat Yasin Jadi Solusi

- 16 Juni 2024, 10:00 WIB
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto kunjungi Batalyon Kesehatan-1/Kostrad, Ciluar Bogor dalam rangka pengecekan Satgas Brigade Komposit yang disiapkan untuk bertugas membantu korban konflik Israel dan Palestina di Gaza, Jumat 7 Juni 2024.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto kunjungi Batalyon Kesehatan-1/Kostrad, Ciluar Bogor dalam rangka pengecekan Satgas Brigade Komposit yang disiapkan untuk bertugas membantu korban konflik Israel dan Palestina di Gaza, Jumat 7 Juni 2024. /Foto: Handout/Puspen TNI/

MATA BANDUNG - Pengiriman bantuan ke Gaza oleh TNI ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengisahkan perjalanan tim TNI yang bertugas menjalankan tugas pengiriman bantuan ke Gaza menggunakan metode air drop atau dijatuhkan dari pesawat ke lokasi konflik yang cukup dramatis.

Penuturan Panglima TNI Agus disampaikan saat bertemu jajaran pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di ruang pertemuan kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat. Panglima menjelaskan bahwa misi pengiriman logistik itu hampir gagal.

"Itu (pengiriman) pun dilakukan sudah detik-detik terakhir karena sudah putus asa, sudah mau pulang," kata Agus, Jumat.

Baca Juga: Betapa Biadabnya Penjajah Israel, Kata PBB Bantuan ke Gaza Masih Tetap Diblokir Otoritas Israel

Harus izin AS

UNICEF mengungkap situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dengan hampir 3.000 anak di wilayah selatan Gaza terancam kematian di depan mata keluarga mereka akibat kekurangan gizi.
UNICEF mengungkap situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dengan hampir 3.000 anak di wilayah selatan Gaza terancam kematian di depan mata keluarga mereka akibat kekurangan gizi. Foto/WAFA

Dia menjelaskan, awalnya TNI mengirimkan pesawat Hercules C-130 tipe Z untuk mengantar 20 paket logistik yang masing-masing beratnya mencapai 160 kilogram.

Proses pengiriman itu berlangsung dari 29 Maret hingga 7 April 2024. Pesawat tersebut pun mendarat di bandara Yordania dan berencana akan melewati wilayah Gaza untuk melakukan air drop logistik.

Namun rencana air drop tersebut terhambat lantaran pengantaran ke wilayah konflik harus seizin pihak Amerika Serikat.

"Jadi kita sudah koordinasi dengan intelijen di sana (Amerika) BAIS saya , dia bilang mentok," jelas Agus.

Halaman:

Editor: Arief TE

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah