Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) Kota Bandung Gunakan Metode Hybrid

8 Juni 2021, 13:05 WIB
Ilustrasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19. /Dok. Humas Bandung

MATA BANDUNG - Pembelajaran secara tatap muka disekolah - sekolah akan dimulai pada bulan juli mendatang.

Sekolah - sekolah di Kota Bandung dapat melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dengan syarat harus memiliki infrastruktur protokol kesehatan.

Sekolah diwajibkan merancang skema agar tidak terjadi kerumuman saat siswa berada di sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Akan Dimulai, Ini Tips Agar Anak Terhindar dari Virus Bahaya

Seperti yang dilakukan SD Santo Yusup Bandung. Peserta PTMT sibatasi jumlahnya tidak lebih dari 30 persen kapasitas sekolah, dan hanya di ikuti oleh dua kelas saja dalam satu hari.

Yohana Dhita Kepala Sekolah SD Santo Yusup Bandung menjelaskan dalam satu hari hanya diselenggarakan satu sesi PTMT, yakni selama dua jam saja.

Pengaturan dua kelas dilakukan secara bergantian dengan hari yang berbeda.

Baca Juga: Menjelang Pembelajaran Tatap Muka, Disdik Kota Cimahi Lakukan Simulasi

"Satu hari itu cuma dua kelas. Sekarang hari Senin masuk kelas 1 dan 6. Hari Selasa giliran kelas 2 dan 4. Hari berikutnya giliran masuk kelas 3 dan 5. Seterusnya begitu bergantian," jelas Yohana di SD Santo Yusup Bandung, Senin, 7 Juni 2021.

Yohana menambahkan, proses pembelajaran juga berkonsep hybrid learning. Siswa peserta PTMT dengan yang menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring mendapatkan keseragaman materi di waktu yang bersamaan.

Tak hanya itu, proses briefing para Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di SD Santo Yusup ini juga secara daring.

"Hybrid learning itu dalam satu waktu kita bertatap muka dengan anak, dan anak di rumah juga mendapatkan materi yang sama seperti diajarkan di kelas. Jadi materi di kelas diberikan guru itu juga disiarkan secara langsung," ungkapnya.

Baca Juga: Hanya Smartphone ini Saja Yang Bisa Nikmati layanan Telkomsel 5G, Salah Satunya Oppo

Tak hanya proses pembelajaran saja yang diatur, Yohana mengungkapkan, pola pengantaran dan penjemputan orang tua juga diatur agar lebih tertib dan tidak diperkenankan menunggu di sekolah.

"Buat yang 'ngedrop' anaknya itu masuk dari pintu Katedral (Jalan Merdeka), dan pulang lewat pintu Jalan Jawa," jelasnya.

Menurutnya, dari 321 orang siswa di SD Santo Yusup, hanya 30 persen peserta didik yang mendapatkan izin dari orang tua untuk mengikuti PTMT.

"Paling banyak karena alasan kesehatan. Orang tua tidak mau ambil risiko. Karena kita juga diinstruksikan untuk memeriksa lebih dalam ke lingkungan keluarganya dan memastikan keamanan siswa yang ikut (PTMT)," papar dia.

Pola hampir serupa juga diterapkan SDN 065 Cihampelas. Di sekolah ini, satu hari hanya menyertakan dua kelas untuk mengikuti PTMT.

Baca Juga: ingin Menikmati layanan Telkomsel 5G?? Terlebih Dahulu Harus Memastikan Beberapa Hal Berikut

Perbedaanya, di SDN 065 Cihampelas ini satu hari dibagi dalam dua sif. Yakni di sesi pertama satu kelas mengikuti PTMT pukul 07.00 WIB-09.00 WIB. Kemudian satu kelas berikutnya di jam 10.00 WIB–12.00 WIB.***

Editor: Ilhamdi T

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler