Keputusan Perubahan Hari Jadi Persib Menjadi Polemik dan akan Dibawa ke Pengadilan, Ini Ternyata Penyebabnya

- 25 Desember 2023, 08:23 WIB
Keputusan perubahan hari Jadi Persib menjadikan Polemik, ini ternyata penyebabnya
Keputusan perubahan hari Jadi Persib menjadikan Polemik, ini ternyata penyebabnya /

Pada kesempatan yang sama, Adeng Hudaya seorang legenda pemain Persib mengatakan kepada Mata Bandung PRMN, bahwa dirinya punya catatan mengenai hal yang sudah ramai di media mainstream maupun media sosial, bahwa hari jadi Persib yang semula tanggal 4 Maret 1933 diganti menjadi tanggal 5 Januari 1919, dia menghargai upaya yang dilakukan pihak Persib dan tim peneliti dari Unpad, namun dia menyayangkan dalam tim itu tidak ada orang-orang yang mengerti sepak bola.

“Tim Peneliti Unpad kan terdiri dari akademisi, sedangkan pelaku sejarahnya tidak ada yang dilibatkan didalamnya, sejarah Persib ini kan istilahnya sudah mendarah daging sejak nenek moyang kita, sesepuh kita kan masih ada yang pernah main pada zaman Belanda,’ lanjutnya.

Ditegaskan oleh Adeng ada benang merah bahwa Persib ini adalah anak dari 36 PS, dulu pada saat diberlakukannya aturan FIFA bahwa yang ikut kompetisi harus berbadan hukum, dengan sendirinya Persib harus berubah menjadi PT, dan ke 36 klub ini memberikan persetujuan pengesahan menjadi PT pada zaman Dada Rosada menjadi Ketua Umum Persib perserikatan.

Seingat saya, pada saat peralihan, disepakati Persib peserikatan boleh dijadikan PT tetap berdomisili di Bandung dan nama Persib harus tetap ada,” tandas Adeng Hudaya yang juga merupakan anggota Komite Disipilin Askot PSSI Kota Bandung periode kepengurusan sekarang.

Menanggapi polemik yang terjadi, Kepala Bidang Pembinaan dan Infrastuktur Olah Raga Dispora Kota Bandung Hendy Maulana Yusuf mengatakan “Mengenai hal ini nampaknya masih perlu ditingkatkan komunikasi antara PT PBB dan Asosiasi PSSI Kota Bandung terhadap 36 klubnya, mudah-mudahan ini merupakan awal dari komunikasi yang terbentuk, sehingga kedepannya apapun yang terjadi dan yang akan dilaksanakan tidak terlepas dari hasil musyawarah.

“Insya Allah Pemerintah tidak akan membeda-bedakan, Askot akan tetap dibantu untuk menjalankan program kompetisi dengan dana hibahnya, sebaliknya Persib juga akan mendapatkan bantuan sesuai dengan kemampuan dan aturan yang ada pada kami,” kata Hendy.

“Ini suatu hal yang patut ditindak lanjuti bersama, mudah-mudahan semuanya bisa tuntas, jelas dan semuanya bisa di akomodir dengan cara musyawarah dan berembuk, untuk kebaikan Persib yang sekarang dipegang oleh PT PBB dan bagaimana bisa berkoordinasi dengan Asosiasi PSSI Kota Bandung yang memiliki 36 PS ini,” pungkas Hendy.

Acara Diskusi Konsolidasi ini, dihadiri Kabid Pembinaan dan Infrastuktur Olah Raga Dispora Kota Bandung Hendy Maulana Yusuf, Sekjen Asosiasi PSSI Kota Bandung H. Laga Sudarmadi, Wakil Ketua Asosiasi PSSI Kota Bandung Budhi Agung Santoso SH, perwakilan 36 PS dan lain-lain.

Sedangkan yang menjadi panelis yakni Ketua Umum Asosiasi PSSI Kota Bandung H. Yoko Anggasurya, Teddy Tjahjono dan Yoyo S. Adiredja perwakilan dari PT PBB, Indra Tohir, Taufik Faturohman, Obon dan Ahwani, diskusi di pimpin oleh Kang Pujo seorang wartawan senior.***

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah