Pushbike Latih Sensor Halus dan Motorik Anak Sejak Dini Sebelum Mengenal Calistung

8 Maret 2024, 23:07 WIB
Suasana balapan pushbike. /Antara

MATA BANDUNG - Pendidikan anak merupakan perjalanan yang kompleks dan penting bagi perkembangannya. Namun, adakah cara yang lebih efektif untuk memulai proses ini selain langsung mengenalkan mereka pada pelajaran formal seperti membaca, menulis, dan berhitung?

Dalam dunia pendidikan anak ada sebuah teori yang disebut piramida skills learning (Edgar Dale, 1946). Menurut teori ini pendidikan anak memiliki 4 tahapan yang harus dituntaskan pada setiap perkembangannya.

Tahapan pertama yaitu Sensory System.  Di tahap ini yang perlu dituntaskan taktis, keseimbangan, penglihatan, pendengaran, rasa dan lainnya. Tahap kedua, yakni Development of Sensory Motor. Di tahap kedua ini hal yang perlu dituntaskan adalah kestabilan postur, mengenali bagian tubuh, kemampuan menerima, motor planning dan lainnya.

Baca Juga: Balance Bike Race With Loversary 2024: Kurangi Aktifitas Anak dari Gadget dan Tingkatkan Keseimbangan Motorik

Suasana pushbike anak perempuan. Antara
Ketiga yakni Perceptual Development of the Motor. Hal yang perlu dituntaskan adalah koordinasi mata dan tangan, kontrol otot mata, adaptasi postur, kemampuan bahasa, visual juga fungsi pusat perhatian dan lainnya.

Tahapan terakhir atau keempat menurut teori ini disebut Intelectual/Cognitive. Di tahap ini hal ang perlu dituntaskan ialah perilaku anak, aktivitas hidup sehari-hari, dan pembelajaran akademik.

Apabila semua tahapan tersebut tuntas pada usia pra sekolah yakni 6 tahun maka pada usia 7 tahun yang menginjak sekolah SD, seorang anak akan siap menerima pembelajaran akademik. Sebelaiknya, jika belum tuntas maka akan menjadi kendala ke depan dalam meraih prestasi akademik anak.

Baca Juga: Wah Selangkah Lagi Jabar Menuju Provinsi Layak Anak, 4 Daerah dalam Proses, Kabupaten dan Kota Mana Saja Ya?

Oleh karena itu sebelum mengajarkan akademik kepada anak-anak seperti baca, tulis dan hitung para orangtua perlu melakukan stumulasi 4 tahapan tadi. Nah, salah satu cara menstimulasinya adalah dengan cara bermain pushbike.

Hal ini dikonfirmasi oleh praktisi pushbike Eka Prasetyani dari Komunitas Balance Bike Depok. Eka menjelaskan manfaat dari pushbike Selain mengajarkan keseimbangan, pushbike juga melatih sensorik dan motoriknya halus dan kasar.

“Sensorik halus contohnya adalah koordinasi mata. Sedangkan sensorik kasar adalah tangan anak yang memegang setir dan juga respons,” ujar Eka kepada Mata Bandung.

Menurut Eka, main pushbike tidak hanya tentang bersepeda. “Tetapi juga tentang mengembangkan keterampilan motorik halus dan keseimbangan yang sangat penting bagi anak-anak di usia dini.”

Sebuah penelitian, bahkan mengungkapkan pengalaman fisik seperti bermain pushbike dapat memberikan landasan yang kuat bagi perkembangan kemampuan kognitif anak-anak yang menjadi dasar bagi kemampuan belajar mereka di masa depan.

“Memahami keterampilan fisik dan membangun kepercayaan diri melalui pushbike memberikan fondasi yang kuat bagi anak-anak untuk belajar secara lebih efektif di kemudian hari,” tukas Eka.***

Editor: Arief TE

Sumber: Liputan Jurnal

Tags

Terkini

Terpopuler