MATA BANDUNG - Penutup kepala bernama keffiyeh kini bukan hanya simbol perlawanan bagi masyarakat Palestina tapi juga warga dunia, tak terkecuali di kota-kota besar Amerika dan Eropa. Berbagai demo menentang tindakan genosida Israel dan seruan gencatan senjata bergaung seperti tak kenal lelah di berbagai negara selalu ada keffiyeh.
Kain keffiyeh dipakai oleh para pendemo selama gerakan menentang agresi penjajah Israel itu berlangsung. Bahkan selempang bermotif keffiyeh juga dipakai oleh para anggota legislatif di beberapa negara Eropa saat mereka menyuarakan kegelisahan, kecemasan dan kesedihan di ruang parlemen masing-masing negara.
Keffiyeh merupakan syal berwarna hitam-putih dengan motif kotak-kotak khas Palestina yang biasanya digunakan sebagai sorban penutup kepala para pria Palestina. Namun, seiring waktu berjalan ketika banyak sosok perempuan Palestina yang turut berjuang bersama kaum Adam Palestina, maka keffiyeh tidak lagi identik hanya dengan pria.
Di sisi lain, raksasa mesin pencari Google pernah dikecam pada 2021 lalu karena mengasosiasikan atau menyetarakan desain/corak keffiyeh ini dengan isu terorisme dan ISIS. Setelah itu pihak google memperbaiki algoritmanya dan kini kata keffiyeh atau gambar desain/corak keffiyeh berdiri sendiri sebagai simbol perlawanan rakyat Palestina.
Berkaitan dengan Kufah
Keffiyeh berarti "berkaitan dengan Kufah" yang merujuk pada sebuah kota di Irak yang berada di selatan Baghdad dan terletak sepanjang Sungai Efrat. Media Middle East Eye (MEE) mencatat bahwa sejarah keffiyeh berawal dari abad ketujuh saat terjadi pertempuran antara pasukan Arab dan Persia di dekat Kufah.
Orang-orang Arab konon memakai tali dari bulu unta untuk mengamankan penutup kepala dan tanda pengenal bagi pasukan di tengah pertempuran. Setelah pasukan Arab menang, penutup kepala itu tetap dipakai sebagai pengingat kemenangan mereka.
Pendapat lain menyebutkan, kain yang kadang disebut hata ini berasal dari Mesopotamia. Kain tersebut dikenakan para pendeta Sumeria dan Babilonia sekitar 5.000 tahun lalu.
Berawal dari desa
Saat negara-negara Arab melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Inggris antara 1936-1939, pejuang Palestina memakai keffiyeh untuk menutupi wajah sehingga identitas mereka tersembunyi dan menghindari penangkapan musuh.
Sejak saat itu, keffiyeh tidak lagi sebatas dipakai oleh pekerja di desa. Keffiyeh menjadi tanda solidaritas rakyat Palestina terutama melawan musuh.