"Hasil ini menyoroti pentingnya kualitas diet kita dalam mengelola risiko OSA. Penting untuk dicatat perbedaan-perbedaan jenis kelamin ini karena mereka menekankan perlunya intervensi diet yang dipersonalisasi bagi orang-orang dengan OSA," kata Melaku.
Meskipun studi ini tidak meneliti mekanisme di mana diet memengaruhi risiko sleep apnea, para peneliti percaya bahwa antioksidan dalam diet nabati dan sifat anti-inflamasi mungkin menjadi faktor yang membantu dalam mengurangi peradangan dan obesitas, faktor risiko sleep apnea.