Selama Penerbangan Tetap Dibutuhkan Olesan Krim Tabir Surya, Kalau Diabaikan Maka Resiko Penyakit Kulit Maut

- 3 Maret 2024, 21:52 WIB
Ilustrasi seorang perempuan yang akan bepergian dengan pesawat.
Ilustrasi seorang perempuan yang akan bepergian dengan pesawat. /Life Style Memory/freepik.com

MATA BANDUNG - Mungkin tak banyak orang tahu bahwa sinar ultra-violet (UV) di dalam pesawat yang sedang terbang lebih kuat daripada saat di daratan. Jadi, Anda yang sering bepergian untuk urusan bisnis atau kantor perlu tetap memakai tabir surya loh. Resiko penyakit kulit yang mematikan pun mengancam bila hal ini diabaikan.

Dokter kulit sepakat bahwa orang tetap harus memakai tabir surya selama penerbangan mengingat sinar ultraviolet di pesawat bahkan lebih kuat dibandingkan saat di darat. Karena begitu? Karena saat penerbangan, posisi orang sudah bisa dipastikan semakin dekat dengan lapisan ozon.

Dokter kulit Dr. Joyce Park seperti dikutip media Insider, Jumat (25/8) merekomendasikan semua orang yang naik pesawat, baik itu penumpang, pilot, atau pramugari untuk menggunakan tabir surya sebelum penerbangan.

Baca Juga: Musim Hujan Tetap Butuh Tabir Surya? Simak Saran Pakar Kulit di Sini

Tutup jendela

Ilustrasi seseorang sedang mengoleskan krim tarir surya ke kulitnya.
Ilustrasi seseorang sedang mengoleskan krim tarir surya ke kulitnya. Chezbeate/pixabay.com
“Anda benar-benar harus memakai tabir surya di pesawat atau menutup jendela. Penelitian menemukan bahwa seringnya terbang tanpa pelindung membuat orang berisiko terkena kanker kulit," kata Park.

Ia menyebutkan referensi penelitian pada 2015 yang diterbitkan di "JAMA Dermatology" yang mengamati risiko kanker kulit bagi pilot dan awak kabin. Menurut penelitian, jendela dan kaca depan pesawat biasanya terbuat dari plastik polikarbonat atau kaca komposit multilapis yang menghalangi transmisi ultraviolet B (UVB), tetapi tidak untuk ultraviolet A (UVA).

Sinar ultraviolet B dapat menyebabkan kulit terbakar sedangkan sinar ultraviolet A berhubungan dengan penuaan kulit. Namun, keduanya terkait dengan kanker kulit.

Baca Juga: Wah Ternyata Kulit Anak-anak dan Bayi Perlu Juga Dilindungi dengan Tabir Surya, Apa Rekomendasi Pakar Kulit?

Ilustrasi seorang pramugari yang siap akan terbang.
Ilustrasi seorang pramugari yang siap akan terbang. Life Style Memory/freepik.com
Khusus untuk pilot, penelitian menemukan berada di kokpit selama sekitar satu jam pada ketinggian 30.000 kaki membuat mereka terpapar radiasi ultraviolet A dalam jumlah yang sama dengan sesi tanning bed atau berada dalam alat untuk membantu menjadikan kulit seseorang menjadi kecoklatan, seperti berjemur di bawah panas matahari, selama 20 menit.

Sinar itu juga dapat membahayakan penumpang yang duduk di kursi dekat jendela dan pramugari yang sering terbang.

Halaman:

Editor: Arief TE

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah