MATA BANDUNG - Di musim panas seperti sekarang ini masyarakat diimbau untuk tidak menyepelekan rasa haus. Orang kadang mengabaikan rasa haus, khususnya bagi pengendar motor yang merasa tanggung bila harus berhenti dan minum air untuk hilangkan rasa haus.
"Rasa haus itu yang sebaiknya jangan disepelekan, karena kalau misalnya rasa haus itu kemudian tidak diimbangi dengan minum yang cukup, maka akan terjadi ketidakseimbangan di dalam tubuh yang kemudian bisa semakin parah," ujar Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit (RS) Sardjito, Metalia Puspitasari.
Hal tersebut diungkapkan oleh Metalia dalam diskusi "Panas Menyengat! Banyakin Minum Biar Ginjal Tetap Sehat" yang disiarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Selasa (7/5).
Metalia menyebutkan kehausan yang timbul dari dehidrasi merupakan sinyal dari tubuh untuk mengatasi kekurangan cairan.
Tanda-tanda dehidrasi
Dia menjelaskan tanda-tanda dehidrasi atau kekurangan cairan yang paling sederhana adalah dari jumlah serta frekuensi mengeluarkan urine. Menurutnya, secara umum berkemih dilakukan kurang lebih setengah jam setelah minum.
"Mungkin secara umum kita bisa pakai patokan jumlah minum 24 jam itu sekitar 30 cc per kilogram berat badan. Jadi misalnya berat badannya sekitar 50 kilo, maka kita bisa pakai patokan sekitar 30 cc dikali 50 kilo, jadi sekitar 1.500 cc per 24 jam gitu," katanya.
Tanda kedua, ujarnya, adalah warna urine. "Kalau kekurangan cairan ya warnanya akan menjadi lebih pekat kuningnya. Sedangkan kalau misalnya dehidrasinya bagus, maka kemudian warnanya bisa bening gitu ya warnanya," kata Metalia.