Pemkot Bandung Gelar Operasi Pasar, Warga Rela Antre Hampir Pingsan Beli Beras Harga Rp.10.600 per Kilogram

20 Februari 2024, 11:23 WIB
Tangkapan layar warga rela Antre hingga hampir pingsan beli beras harga Rp.10.600 per kilogram /Tangkapan layar di platform X/

MATA BANDUNG - Mulai hari ini, Pemerintah Kota Bandung mengadakan Pasar Beras Medium SPHP dan Pasar Murah di 30 kecamatan. Warga Bandung dapat membeli beras SPHP seharga Rp10.600/kg di sini.


Untuk diketahui, pasar murah Kota Bandung akan beroperasi di tiga kecamatan: Buahbatu, Cibiru, dan Bandung Wetan pada hari Senin, 19 Februari 2024.

Selain beras SPHP, sejumlah barang lain juga dijual melalui kegiatan pasar murah, antara lain:

Minyak Goreng Rp14.000/900 ml
Ayam Frozen Rp30.000/ekor
Bawang Merah Rp26.000/kg
Bawang Putih Rp34.000/kg
Sayuran serba Rp5.000
Daging Sapi Rp115.000/kg
Telur Ayam Rp27.000/kg

Operasi pasar dan pasar murah ini, menurut Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono, adalah upaya Pemkot Bandung untuk menyediakan makanan murah bagi masyarakat, sesuai dengan kenaikan harga beras.

Sebaliknya, Bambang menyatakan bahwa stok beras SPHP di Gudang Bulog Kota Bandung masih cukup, jadi masyarakat tidak perlu panik dan membeli terlalu banyak.

“Kita tidak perlu panik karena stok beras di Kota Bandung masih mencukupi,” ujarnya saat meninjau kegiatan operasi pasar dan pasar murah di Jalan Margacinta, Kecamatan Buahbatu.

Baca Juga: Kadinkes Bandung: Pola Pembagian Tugas Harus Diperbaiki, dari Sisi Kesehatan Sistem Pemilu Seperti Ini Berat

Kegiatan Operasi Pasar Beras Medium SPHP dan Pasar Murah ini disambut antusias warga. Humas Kota Bandung

Menurut Ronny Ahmad Nurudin, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, operasi Pasar Beras Medium SPHP dan Pasar Murah akan berlangsung mulai 19 Februari hingga 1 Maret 2024.

Kegiatan ini dilakukan bergiliran di tiga kecamatan setiap hari, dengan kuota beras SPHP 10 ton.

“Ini merupakan upaya kita mengendalikan inflasi dan kita melihat kondisi di lapagan, kita melihat kebutuhan masyarakat. Kita membantu agar masyarakat terlayani, salah satunya soal kebutuhan beras,” ujar Ronny.

Selain itu, sejalan dengan Bambang, ia meminta warga Kota Bandung untuk tetap santai dan tidak panik karena kenaikan harga beras.

“Marginnya (harga komoditi) berkisar Rp3.000 - Rp5.000. Dan kami juga imbau masyarakat tidak perlu panic buying,” pesan Ronny.

Warga menyambut acara Operasi Pasar Beras Medium SPHP dan Pasar Murah ini dengan antusias. Orang Cipagalo bernama Irma telah tiba sejak pukul 05.00 pagi. Dia berbelanja beras SPHP dan bahan makanan lainnya.

“Ini sangat membantu masyarakat, apalagi sekarang harga beras sedang naik,” ujarnya.

Vera juga mengatakan hal yang sama. Ia, yang juga berasal dari Cipagalo, berharap kegiatan pasar murah seperti ini dapat dilakukan lebih sering.

 

Warga Rela Antre hingga Hampir Pingsan

Warga Antre dan Berdesakan untuk mendapatkan beras murah

Beredar ramai di sosial media platform X, potongan video antrean warga yang mengantri dan berjejal untuk membeli beras harga normal sebelum naik. Akun bernama Maudy Asrama memposting video antrian warga yang hendak membeli beras harga Rp.10.600 per kilogram. Postingan tersebut telah ditayangkan sebanyak 23 ribu.

Sementara itu dilansir dari Sumedangbagus.pikiran-rakyat.com, di depan Komplek Mustika Hegar di kawasan Margacinta Kecamatan Buah Batu Kota Bandung, Senin 19 Februari 2024, ratusan orang rela menunggu berjam-jam untuk mendapatkan beras dengan harga di bawah pasaran. Ada sedikit konflik antara warga karena mereka ingin segera mendapatkan giliran untuk membeli beras dengan harga murah.

Setelah berjam-jam berdiri di bawah sinar matahari, seorang ibu bahkan hampir pingsan. Untungnya, petugas yang berjaga di pasar itu sigap membantu warga itu mendapatkan pertolongan. Warga tersebut segera berbaring dan diperiksa setelah brankar langsung dikeluarkan dari ambulance yang bersiaga di sekitar lokasi operasi pasar.

Petugas memberikan oksigen dari botol dan memeriksa tekanan darahnya karena warga merasa lemas dan pusing. Orang-orang tersebut juga bertahan selama setidaknya lima puluh menit.

Baca Juga: Feri Amsari: Harusnya KPU Lakukan Koreksi Data Suara Tidak Berbasis Kritik Publik, Tapi Cross Check di Sistem

Orang-orang tersebut mengeluh pusing sejak antre jam 07.30 pagi, menurut temannya Rohaeti. Namun, mereka dipaksa terus antre hingga mendapatkan giliran untuk membeli beras.

"Pas awalnya ya ngantri we. Ngantri langsung ke pinggir, pusing. Trus maju lagi masuk ke antrean. Tahunya sampai sini kayaknya kepananasan. Tadi teh bisa bayar beras. Udah sampai sini, udah we gitu, gak kuat," ujarnya.

Selain itu, seorang warga bernama Andi mengatakan bahwa karena harga beras di pasaran tinggi, ia sengaja mengikuti antrean untuk membeli beras. Ia bahkan rela menunggu hingga lebih dari satu jam untuk mendapatkan beras dengan harga 53 ribu rupiah per kilogram. Dia juga berharap pemerintah menurunkan harga sembako karena masyarakat tampaknya merasa terbebani dengan harga saat ini.

"Harapannya harga sembako bisa diturunkan karena bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil dirasakan berat," tuturnya.***

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: Sosial Media bandung.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler