MATA BANDUNG - Pemimpin tertinggi ummat Katolik, Paus Fransiskus, pada Minggu (24/12) saat memimpin perayaan Natal untuk seluruh dunia menyatakan penyesalan bahwa pesan perdamaian Yesus ditenggelamkan oleh "logika perang yang sia-sia" di negara tempat Yesus dilahirkan.
Tahun ini merupakan perayaan Natal ke-11 bagi Paus Fransiskus pada masa kepausannya. Ia memimpin Misa Malam Natal yang khidmat di Basilika Santo Petrus dan selama khutbahnya berbicara tentang konflik di Tanah Suci.
"Malam ini, hati kita ada di Bethlehem, di mana sang Pangeran Perdamain sekali lagi ditolak oleh logika perang yang sia-sia, oleh bentrokan senjata yang bahkan sampai hari ini menghalanginya untuk menemukan ruang di dunia ini," katanya.
Dari kota tempat Yesus dilahirkan, Betlehem, Menteri Pariwisata Palestina Rula Ma'ayah mengatakan, "Bethlehem merayakan Natal dengan kesedihan dan duka atas apa yang terjadi di Gaza, dan di seluruh Tepi Barat, seluruh wilayah Palestina."
Pada Misa kepausan yang dihadiri 6.500 orang di Basilika Santo Petrus dan lebih banyak lagi yang menonton melalui layar besar yang terpasang di alun-alun, Paus Fransiskus mengatakan pesan Natal yang sesungguhnya adalah perdamaian dan cinta.
Dia mendesak semua orang untuk tidak terobsesi dengan kesuksesan duniawi dan "penyembahan konsumerisme".
Baca Juga: Malam Natal Kelabu di Palestina, Lebih dari 70 Orang Tewas oleh Serangan Udara Zionis