Mahkamah Pidana Internasional (ICC) Selidiki Dugaan Kejahatan Tentara Israel terhadap Awak Media

- 10 Januari 2024, 15:23 WIB
Jurnalis Palestina Hassouna Sleem dan Sary Mansour, yang tewas dalam serangan Israel di sebuah rumah, foto diambil di sebuah rumah sakit di Jalur Gaza tengah 19 November 2023.
Jurnalis Palestina Hassouna Sleem dan Sary Mansour, yang tewas dalam serangan Israel di sebuah rumah, foto diambil di sebuah rumah sakit di Jalur Gaza tengah 19 November 2023. /Stringer/REUTERS

MATA BANDUNG - Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengonfirmasi penyelidikan atas dugaan kejahatan terhadap jurnalis saat agresi penjajah Israel berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung.

Organisasi internasional Wartawan Tanpa Batas (Reporters sans frontières/RSF) telah mengajukan pengaduan kejahatan perang ke ICC mengenai kematian sejumlah wartawan Palestina dalam agresi Zionis di Jalur Gaza, lapor Kantor Berita Palestina (WAFA).

Pihak kantor jaksa ICC Karim Khan juga telah meyakinkan bahwa kejahatan terhadap jurnalis termasuk dalam penyelidikannya untuk masalah Palestina.

“Hari ini, saya mengonfirmasi inisiasi oleh kantor jaksa ICC tentang penyelidikan Situasi di Palestina. Investigasi akan mencakup kejahatan dalam yurisdiksi ICC yang diduga telah dilakukan pada 13 Juni 2014, yakni tanggal referensi yang dibuat dalam rujukan ke kantor saya tentang Situasi (di Palestina),” kata ICC, Selasa.

Baca Juga: 92 Jurnalis Terbunuh dalam Aksi Genosida yang Dilakukan Penjajah Israel Sejak 7 Oktober 2023

Israel takut media

Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian mengapresiasi Gerakan Perlawanan Islam, Hamas dalam melawan pasukan Israel.
Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian mengapresiasi Gerakan Perlawanan Islam, Hamas dalam melawan pasukan Israel. Foto/Quds Press
Agresi Zionis yang masih berlangsung di Gaza sejauh ini telah menewaskan 106 wartawan dan pekerja media.

Pada Senin (8/1), Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyatakan keprihatinan mendalam mengenai tingginya jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh di Jalur Gaza, menyusul kematian dua jurnalis yang bekerja untuk Al-Jazeera biro Gaza pada 7 Januari.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan ratusan jurnalis, juru kamera dan fotografer gugur di Gaza, yang menekankan bahwa zionis Israel membenci anggota media.

Menlu Amirabdollahian menyampaikan pernyataan tersebut di halaman akun media sosial X miliknya pada Senin (8/1) malam.

Baca Juga: Jurnalis Jadi Target Serangan Penjajah Israel, Berusaha Membunuh Kebenaran yang Terjadi di Palestina

Dalam unggahan yang dibuat untuk menghormati para anggota pers yang gugur dalam perang di Gaza, Menlu Iran itu menuturkan bahwa zionis Israel sangat takut dengan kesadaran dan penilaian masyarakat dunia.

Itulah mengapa rezim kriminal ini membenci anggota media yang berusaha memberikan informasi benar tentang perang di Gaza, kata Amirabdollahian.

Dia menambahkan bahwa 111 anggota media terbunuh dalam perang yang tidak adil di Gaza, yang berlangsung selama tiga bulan dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.

Dia juga menyampaikan rasa simpati kepada jurnalis Palestina Al Jazeera di Gaza, Wael Dahdouh, yang kehilangan putranya saat Israel menggempur Gaza.***

Editor: Arief TE

Sumber: WAFA ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah