PPN Sembako Jadi Sorotan, Ustadz Hilmi : Ini Rakyat Sedang Susah Jangan Ditambah Lagi

10 Juni 2021, 12:57 WIB
Ilustrasi beras, salah satu sembako yang dikabarkan kena PPN sembako /Pixabay/ImageParty

MATA BANDUNG - Rencana penerapan PPN sembako mendadak menjadi gaduh dan mendapat sorotan dari masyarakat.

Berbagai pihak pun melontarkan kritikannya terhadap rencana pemerintah menerapkan PPN sembako, satunya Aktivis Dakwah Ustaz Hilmi Firidausi.

Dalam skema tersebut, pemerintah dikabarkan akan mengenakan PPN sembako untuk sejumlah bahan pokok atau sembako.

Ketentuan PPN sembako ini telah diterbitkan dalam draf Revisi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (RUU KUP).

Baca Juga: Masuki Musim Kemarau, Jabar Waspadai Bencana Kekeringan

Mengacu pasal 4A RUU KUP, sembako akan dihapus dalam kelompok jenis barang yang tidak dikenai PPN.

Sebagai informasi, PPN adalah pajak yang dikenakan pada setiap transaksi jual beli barang atau jasa pada wajib pajak orang pribadi atau badan usaha yang mendapat status pengusaha kena pajak.

Selain itu, PPN sembako merupakan jenis pajak konsumsi atau yang lebih dikenal value added tax atau goods and services tax.

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Aktivis Dakwah Hilmi Firdausi mengutarakan pendapatnya atas rencana pengenaan pajak sembako itu.

Baca Juga: PKS : Pemerintah Menggunakan Logika Terbalik Si Miskin Terus Ditekan

"Assalamu'alaikum Pak @jokowi dan Ibu Sri Mulyani, mohon dipertimbangkan lagi pengenaan PPN sembako," tulis Hilmi Firdausi dalam akun Twitter-nya @Hilmi28, Kamis, 10 Juni 2021, dikutip Pikiran-Rakyat.com.

"Ini rakyat sedang susah karena pandemi jangan ditambah lagi dengan kenaikan harga sembako yang pasti akan membuat kalangan bawah makin susah," sambungnya.

"Mohon dengarkan kami ya pak, ibu," cuit Hilmi Firdausi menambahkan.

Dalam unggahan yang lain, Hilmi Firdausi juga ikut merespons adanya kabar pengenaan pajak PPN sembako pada 11 kelompok jasa salah satunya jasa pendidikan atau sekolah.

"Mungkin sasarannya sekolah swasta, tapi tidak semua sekolah swasta untuk kalangan mampu," tulis Hilmi Firdausi.

"Banyak juga orang-orang menengah ke bawah yang memasukkan anaknya ke sekolah swasta terjangkau dengan harapan mendapat pendidikan yang lebih baik," sambungnya.

Baca Juga: Tak Punya Adab, Guru Ngaji Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Lima Muridnya

"Mohon dikaji kembali bpk/ibu yang terhormat," cuit Hilmi Firdausi di akhir tulisannya.***

Editor: Mia Dasmawati

Tags

Terkini

Terpopuler