Isu Pembelian Jet Tempur Bekas Mirage 2000-5 Kembali Merebak di Medsos, Cek Tanggapan Para Timses Pilpres

- 11 Februari 2024, 23:51 WIB
Todung Mulya Lubis
Todung Mulya Lubis /Tangkapan layar youtube

MATA BANDUNG - Isu pembelian 12 jet tempur buatan Perancis, Mirage seri 2000-5, beberapa hari belakangan ini kembali merebak. Kali ini bukan soal pesawat super canggih itu bekas dipakai Qatar atau yang baru, melainkan ada dugaan transaksi tak wajar. Tim Sukses Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 pun membantah keras isu tersebut.

Menanggapi isu tersebut, Todung Mulya Lubis sebagai Deputi Hukum TPN (Tim Pemenangan Nasional) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 3 mengaku resah dengan pemberitaan belakangan ini dari sebuah media asing, MSN.com, sebuah portal berita yang berada di bawah perusahaan IT, Microsoft.

“Berita yang ditulis portal berita itu menyangkut dugaan transaksi tidak wajar dalam rencana pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar,” paparnya dalam konferansı pers  di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (11/2) yang disiarkan juga secara live (langsung) di kanal YouTube.

Baca Juga: KPU: Pembersihan APK Tanggung Jawab Peserta Pemilu, Namun Tidak Ada Sanksi Jika Tak Dibersihkan

Agen dari Ceko

 Pengadaan pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar oleh Kemenhan yang menjadi polemik.
Pengadaan pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar oleh Kemenhan yang menjadi polemik. Foto : dok. Istimewa
Pemberitaan yang dimaksud Todung awalnya muncul dalam laman berita Meta Nex yang tersebar melalui MSN. Berita ini berjudul "Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation".

Dalam berita itu, The Group of States Against Corruption (GRECO) mengungkapkan bahwa EIO telah membuka penyelidikan terhadap perusahaan Ceko. Hal tersebut dimuat dalam surat kawat atau telegram yang ditujukan pada Kedubes Amerika.

Dalam konferansı pers itu, Todung mengatakan bahwa pesawat-pesawat ini sedianya ditawarkan untuk dihibahkan oleh Qatar kepada Indonesia pada 2009 lalu. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Menhan saat itu, Juwono Sudarsono.

"Menteri Pertahanan pada waktu itu, Pak Juwono Sudarsono, menolak hibah tersebut karena by pemeliharaannya atau maintenance cost-nya jauh lebih mahal," tutur Todung.

Atas fakta itu Todung merasa heran karena pesawat yang awalnya mau dihibahkan tapi belakangan hari mau dibeli. Tidak itu saja, Todung juga menyatakan keheranannya dalam pembelian tersebut memakai jasa agen dari Cekoslowakia. Menurutnya, pembelian dengan pola G to G (antara pemerintah) akan lebih baik.

Sebelum konferensi pers, isu ini juga telah diangkat oleh pengamat militer Connie Rahakundinie Bakrie dalam kesempatan talkshow (gelar wicara) Jum’at (9/2) dan telah beredar di berbagai media sosial bahwa isu jet tempur Mirage ini telah beredar di Uni Eropa. Ia juga menyatakan bahwa ada dugaan fee pembelian jet tempur yang sudah dicairkan meski akhirnya pembeliannya ditunda.

Halaman:

Editor: Arief TE


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x