Sebelum Terapkan Sistem Moda Transportasi BRT, Pemprov Jabar Gelar Program Jumat Bebas Kendaraan

- 23 Maret 2024, 23:50 WIB
Sebelum Terapkan  Sistem Moda Transportasi BRT, Pemprov Jabar Gelar Program Jumat Bebas Kendaraan
Sebelum Terapkan Sistem Moda Transportasi BRT, Pemprov Jabar Gelar Program Jumat Bebas Kendaraan /Dok. Antara/

 

 

MATA BANDUNG - Sebelum penerapan sistem moda transportasi Bus Rapid Transit (BRT), kebijakan Jumat Bebas Kendaraan (Friday Car Free) di Gedung Sate Bandung akan dievaluasi, kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin.

Pasalnya, kata Bey, para pejabat harus mengetahuinya terlebih dahulu sebelum meluncurkan dan menerapkan kebijakan transportasi yang akan diterapkan di Bandung Raya. Dengan cara ini, dia memulai perjalanannya ke Gedung Sate dari pool selatan kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jabar di Jalan Soekarno Hatta.


"Kenapa ini dilakukan? Bandung Raya itu akan ada BRT, angkutan publik yang lebih nyaman. Tapi saya minta kepada kepala dinas, OPD terkait harus dicoba dulu sendiri. Artinya kita sebagai pembuat kebijakan juga harus tahu sendiri bagaimana rasanya naik angkutan umum seperti apa," tutur Bey di Bandung, Jumat.

Baca Juga: Wah Selangkah Lagi Jabar Menuju Provinsi Layak Anak, 4 Daerah dalam Proses, Kabupaten dan Kota Mana Saja Ya?

Menurut informasi yang dia peroleh dari kebijakan hari bebas kendaraan Gedung Sate Bandung, ada keluhan dan masalah yang perlu diperbaiki.

Menurutnya, "Sepertinya tidak ada pool atau titik penjemputan terdekat di Kopo. Maka inilah, supaya dapat gambaran kalau mengharapkan masyarakat dari mobil atau motor pindah ke bus."

Selain itu, Bey menyatakan bahwa tujuan lain adalah agar penggunaan Bus Rapid Transit (BRT) di algomerasi Bandung Raya tidak sia-sia atau tidak efektif. Misalnya, apakah akan ada kemampuan untuk membuat jalur bus khusus dengan kondisi jalan seperti ini.

"Maka jangan sampai membuat keputusan tidak melakukan uji coba, tidak merasakan sendiri seperti apa. Ini Pemprov masih menyediakan bus, sedangkan kalau masyarakat umum betul-betul kita harapkan pindah ke transportasi publik yang nyaman, aman, dan tepat waktu. Jangan sampai masyarakat mengeluh bahwa lama naik bus lalu balik lagi pakai motor atau pakai ojeg," tuturnya.***

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x