Membanggakan! Mulai Mei 2014 Indonesia Siap Produksi 50 Ton Emas Secara Mandiri di Gresik

- 8 Mei 2024, 20:30 WIB
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo (kanan), Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan (kiri), memberi keterangan kepada awak media usai Grand Launching The Gade Tower PT Pegadaian di Jakarta, Selasa (7/5/2024). ANTARA/Harianto
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo (kanan), Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan (kiri), memberi keterangan kepada awak media usai Grand Launching The Gade Tower PT Pegadaian di Jakarta, Selasa (7/5/2024). ANTARA/Harianto /Dok. ANTARA/Harianto/

MATA BANDUNG - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, menyampaikan kabar baik bahwa Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk memproduksi emas batangan secara mandiri sebanyak 50 ton per tahun di Manyar, Gresik, Jawa Timur.


“Mulai Mei nanti insya Allah kita akan memproduksi emas di dalam negeri di Manyar, Gresik, 50 ton per tahun,” kata Wamen BUMN Wirjoatmodjo di sela Grand Launching The Gade Tower PT Pegadaian di Jakarta, Selasa.

Mengulas masa lalu, Kartika mengingatkan bahwa sebelumnya, proses produksi emas batangan memerlukan langkah yang cukup rumit. Freeport, misalnya, harus mengirim konsentrat emas ke Jepang untuk dicetak menjadi bullion, sebelum kemudian kembali ke Indonesia.

Baca Juga: Langkah Strategis Pemerintah Indonesia Perpanjang Kontrak Freeport untuk Dukung Hilirisasi

“Jadi dulu bullionz itu kalau zaman dulu konsentratnya dikirim dari Freeport dicetak di Jepang lalu dikembalikan lagi ke Indonesia,” ujar Tiko.

Namun, dengan beroperasinya smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, proses tersebut menjadi lebih efisien. Smelter tersebut dijadwalkan mulai beroperasi pada bulan Mei 2024, membuka pintu bagi Indonesia untuk memproduksi emas secara mandiri.

Kartika memandang bahwa keputusan ini sangat relevan mengingat banyaknya negara, termasuk China dan Amerika, yang kembali melirik emas sebagai investasi. Dalam situasi geopolitik yang tak menentu, emas menjadi salah satu pilihan yang menjanjikan.

Baca Juga: Produksi 1,97 Juta Ons Emas dan Tembaga 1,65 Miliar Pound pada 2023, Freeport Setor Rp3,35 T ke Papua Tengah

“Saya percaya bahwa emas bukan ‘sunset’. Jadi teman-teman baca di google saat ini justru negara-negara besar, China, Amerika malah back to gold lagi karena dengan situasi geopolitik yang sekarang semakin tidak terprediksi dan aset yang juga naik turun harganya, ini banyak aset manajement company, orang orang kaya yang kembali lagi berinvestasi emas,” tutur Tiko.

Halaman:

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah