Presiden Barcelona : Bahkan Memotong Harga Messi Masih Terlalu Mahal Untuk Dipertahankan

- 7 Agustus 2021, 07:00 WIB
Presiden LaLiga, Javier Tebas (kiri) dan Presiden Barcelona, Joan Laporta (kanan) terlibat dalam perdebatan sengit usai Lionel Messi pergi dari Camp Nou.
Presiden LaLiga, Javier Tebas (kiri) dan Presiden Barcelona, Joan Laporta (kanan) terlibat dalam perdebatan sengit usai Lionel Messi pergi dari Camp Nou. /Marca

MATA BANDUNG - Barcelona terpaksa membiarkan pemain bintang Lionel Messi meninggalkan klub karena upahnya yang tinggi ditambah dengan aturan keuangan La Liga yang ketat dapat membahayakan masa depannya, kata Presiden Joan Laporta, Jumat.

Baik klub Barcelona, yang akhir-akhir ini menderita kerugian besar, maupun Messi yang berusia 34 tahun sama-sama ingin menandatangani kontrak baru.

Tetapi kesepakatan Messi dan Barcelona itu akan membuat gaji menjadi 110% dari pendapatan klub, sebuah langkah yang berisiko secara finansial mengingat dampak pandemi COVID-19, kata Laporta.

Baca Juga: Perusahaan Nakal Disidak Pemerintah Kota Bandung

"Klub berada di atas segalanya - bahkan di atas pemain terbaik di dunia," kata Laporta dalam konferensi pers.

"Kami mencapai kesepakatan tetapi tidak dapat meresmikannya, karena situasi ekonomi klub, yang berarti kami tidak dapat mendaftarkan pemain karena batasan gaji," katanya.

Tanpa upah Messi, gaji akan mencapai 95% dari pendapatan Barcelona, ​​​​sementara idealnya, mereka tidak boleh melebihi 70%, "jadi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan", kata Laporta.

Baca Juga: Tinggalkan Barcelona, Manchester City Kejar Lionel Messi

Messi ingin menandatangani kontrak baru di Barcelona dengan persyaratan yang dikurangi, dilaporkan 50% di bawah gaji terakhirnya, tetapi klub tidak dapat membuat pengaturan yang juga sesuai dengan aturan keuangan kompetisi La Liga Spanyol.

Halaman:

Editor: Nugraha A.M

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah