Begini Cara Ajarkan Anak Puasa di Bulan Ramadhan, Simak Penjelasannya di Sini!

11 Maret 2024, 20:18 WIB
cara ajarkan anak puasa /Pixabay/NWimagesbySabrinaEickhoff



MATA BANDUNG - Saat hendak mengajarkan anak berpuasa, diskusi sangat penting. Orangtua disarankan untuk berbicara tentang makna puasa dan manfaatnya agar mereka memahaminya dan secara sukarela melakukannya. Psikolog Novi Poespita Candra dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan ada banyak langkah yang perlu dilakukan untuk mengajarkan anak berpuasa. Menurutnya, yang paling penting adalah memberikan pemahaman tentang makna puasa.

"Cara mempersiapkan anak berpuasa adalah dengan mendiskusikan terlebih dahulu. Ajak anak berdiskusi mengapa puasa itu harus dilakukan. Jadi, bukan dengan menasehati atau mendoktrin," kata Novi seperti dilansir Antara, Jumat (8/3).

Berbicara tentang puasa tidak hanya tentang apa artinya, tetapi juga tentang manfaatnya bagi kesehatan dan pengendaian diri.

 

Selain itu, Novi mengatakan bahwa anak-anak harus diajari bahwa momentum puasa di bulan Ramadan juga bermanfaat bagi orang lain, seperti belajar melakukan kebaikan sederhana dengan bersedekah.

Baca Juga: Menjaga dan Meningkatkan Imun Tubuh Selama Ramadhan, Simak Tips dari Pakar Diet

Begini Cara Ajarkan Anak Puasa di Bulan Ramadhan, Simak Penjelasannya di Sini!

Selain itu, orang tua disarankan untuk berbicara dengan anak-anak mereka untuk mencapai kesepakatan tentang apakah mereka ingin mencoba berpuasa bersama-sama, apakah waktu puasa penuh atau hanya setengah hari di awal.

"Ketika kesepakatan sudah terjalin, buat semacam perayaan sederhana dalam menyambut Ramadan agar anak-anak merasa bahwa momentum ini menyenangkan dan menantang untuk dicoba," ujarnya.

Novi juga mengatakan bahwa orang tua dapat meminta pendapat atau kesan setelah anak-anak berpuasa.

Novi juga mengatakan bahwa orang tua dapat meminta pendapat atau kesan setelah anak-anak berpuasa.


Dia berpendapat bahwa anak-anak yang baru mulai belajar berpuasa harus diberi kesempatan untuk merenungkan pengalaman mereka. Ini dapat dilakukan dengan menanyakan kapan waktu yang sulit bagi mereka, bagaimana mereka melaluinya, perasaan mereka, dan apakah ada kejadian luar biasa yang terjadi pada mereka.

"Dari situ mereka akan merasa bahwa berpuasa memberi makna bukan hanya pada dirinya, tapi juga orang lain," katanya.

Agar anak-anak tetap sehat, orang tua harus mengajarkan anak-anak berpuasa secara bertahap sesuai dengan kemampuan mereka.

Sebenarnya, ada aturan agama yang menyatakan bahwa orang Akil Baligh harus berpuasa penuh. Namun, bagi anak-anak, karena mereka sedang belajar, sifat ini tidak diperlukan karena kondisi kesehatannya sangat membutuhkannya.

"Sebenarnya kan ada kaidah agamanya bahwa yang berpuasa penuh adalah yang Akil Baligh. Bagi anak-anak sifatnya belum wajib karena sedang belajar, apalagi kondisi kesehatannya sangat membutuhkan asupan air dan lain-lain," pungkasnya.***

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler