MATA BANDUNG - Panas ekstrem belakangan ini tidak dianggap remeh. Pakar kulit menganjurkan untuk menjaga kesehatan kulit. Bila abai terhadap kesehatan kulit, berbagai konsekuensi akan terjadi. Salah-satunya, yang terparah adalah kanker kulit. Namun, kanker kulit dapat dicegah dengan memakai pelindung serta rutin menggunakan tabir surya saat beraktivitas di luar.
Sayangnya, masih banyak yang menganggap penggunaan tabir surya tidak esensial untuk mencegah dampak paparan sinar matahari, antara lain karena adanya kesalahpahaman tentang pemakaian tabir surya.
Pada Bulan Kesadaran Kanker Kulit, yang diadakan setiap Mei, ahli dermatologi meluruskan miskonsepsi tentang penggunaan tabir surya guna mendorong orang memanfaatkannya untuk menjaga kesehatan kulit.
Baca Juga: Perhatikan Empat Skincare untuk Anda Penderita Rosacea, Tips dari Pakar Kesehatan Kulit
Berikut penjelasan ahli dermatologi dari Amerika Serikat, dr. Kendall Egan, tentang mitos dan fakta seputar penggunaan tabir surya sebagaimana dikutip oleh Medical Daily pada Rabu (15/5).
Mitos - Tabir surya bisa menyebabkan kanker
Fakta - Penggunaan tabir surya tidak menyebabkan kanker kulit. American Academy of Dermatology (AAD) merekomendasikan tabir surya berspektrum luas dan tahan air dengan SPF 30 atau lebih untuk mencegah kanker kulit.
"Tabir surya tidak menyebabkan kanker kulit. Namun, orang yang menggunakan tabir surya mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di bawah sinar matahari, sehingga meningkatkan risiko kanker kulit," kata Egan.