Istilah Waktu Dalam Bahasa Sunda Yang Wajib Kamu Tau, Pukul Berapa Yang Disebut Sareupna

12 Mei 2022, 12:26 WIB
Istilah Waktu Dalam Bahasa Sunda Yang Wajib Kamu Tau, Pukul Berapa Yang Disebut Sareupna //pixabay/ mozlase__/

MATA BANDUNG - Indonesia kaya akan beragam macam budaya juga bahasa, Terutama bahasa Sunda yang kaya akan istilah dan tata bahasa yang berbeda di setiap penempatannya.

Bahasa Sunda sendiri termasuk salah satu bahasa yang tertua di Indonesia, sekitar abad ke-10 (era kerajaan Mataram Kuno)hingga abad ke-15 ditemukan beberapa prasasti.

Bahasa Sunda mempunyai tingat tutur yang mencakup aturan penggunaan ragam bahasa, yang didasarkan kepada tingkat keakraban antara pembicara dengan lawan bicaranya.

Baca Juga: Delum Ditemukan Penyebabnya, Dinkes Kota Bandung Menghadapi Penyakit Hepatitis Akut Jangan Panik

Baca Juga: Gegara Pemain ini Persib Bandung Kecanduan Dengan Pemain Jepang

Berikut istilah Waktu Dalam Bahasa sunda :

Dimulai dari tengah malam pukul 00.00, diistilahkan dalam bahasa sunda disebut tengah Peuting.

Jam 1 dini hari disebut Tumorek yang artinya kata tumorek dalam bahasa Sunda adalah tidak terdengar atau pura-pura tidak terdengar.

Dalam bahasa Sunda, kata tumorek juga merupakan penunjuk waktu yang dalam bahasa Sunda istilah waktu disebut wanci. Wanci tumorek adalah sekitar jam 01.00 dini hari.

Pada waktu dinihari tersebut, seolah olah segala sesuatu menjadi tidak terdengar, segala sesuatu pada wanci tumorek dikiaskan seperti tidak terdengar, yang ada adalah sepi.

Jam 2 dini hari disebut Janari Leutik yang artinya sebagai waktu dini hari orang Sunda biasanya menyebutkan waktu sahur dengan janari.

Sedangkan leutik artinya kecil, jadi jika diartikan keseluruhan Janari leutik berarti waktu sahur yang lebih awal karena biasanya para ibu sudah menyiapkan makan sahur pada jam itu.

Baca Juga: Bos Persib Sudah Tak Sabar Ingin Segera Kelola Stadion GBLA untuk Markas Pangeran Biru

Jam 3 Dini hari disebut Janari gede, artinya hampir sama dengan janari leutik. Hanya saja arti dari gede sendiri adalah besar.

Jam 4 subuh disebut Kongkorongok Hayam, karena dilihar dari kebiasaan ayam yang sudah mulai berkokok pada jam tersebut.

Dan juga berarti bahwa manusia sudah bisa mulai beraktifitas pada waktu tersebut.

Jam 5 Subuh disebut Balebat yang artinya cahaya fajar mulai menyingsing dengan ditandai cahaya matahari yang kemerahan dari arah timur.

Jam 6 pagi disebut Carangcang tihang yang artinya pancaran sinar matahari mulai terlihat.

Jam 7 Pagi disebut Meletek Panonpoe yang artinya bahwa matahari sudah mulai terbit dengan sempurna.

Jam 8 Pagi disebut Ngaluluh Taneuh yang artinya para petani sudah mulai bekerja di ladang, sawah, dan perkebunannya masing-masing.

Jam 9 Pagi disebut Haneut moyan yang artinya pada jam tersebut biasa digunakan untuk berjemur, terutama bagi yang memiliki bayi untuk mencegah dari kekurangan vitamin D.

Baca Juga: Jadwal Bioskop CGV Bandung, Lengkap Beserta Harga Tiket dan Lokasi 12 Mei 2022

Jam 10 Pagi disebut Rumangsang yang artinya pada jam tersebut udara sudah mulai terasa panas dan gerah karena posisi matahari sudah mulai meninggi.

Jam 11 Siang disebut Pecat Sawed yang artinya melepas tali kerbau yang mulai dipakai untuk membantu petani dalam membajak sawah.

Jam 12 Siang disebut Tangage atau Menceran yang artinya ketika matahari sudah di posisi yang sangat tinggi, dan waktunya pekerja untuk beristirahat makan siang.

Jam 1 Siang disebut Lingsir Ngulon yang artinya matahari sudah mulai bergeser ke arah barat, arti kulon adalah barat.

Jam 2 Siang disebut Kalangkang Satangtung artinya pada waktu tersebut bayangan manusia ketika berdiri sama panjangnya bankan kadang kala tidak ada bayangan.

Jam 3 Siang disebut Mengok yang artinya matahari sudah mulai berjalan kearah barat, arti mengok dalam bahasa indonesia adalah menengok.

Jam 4 Sore disebut Tunggang Gunung yang artinya bahwa matahari sudah mulai berada di balik gunung dan waktu malam akan segera tiba.

Jam 5 Sore disebut Sariak layung yang artinya matahari mulai tenggelam di ufuk barat dengan menandakan warna merah yang bersiap untuk kehilangan cahayanya.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Bandung Kamis, 12 Mei 2022 Lengkap Dengan Lokasi dan Persyaratannya 

Jam 6 Sore disebut Sareupna atau sande kala yang artinya waktu sudah menunjukan sholat maghrib dan hantu mulai berkeliaran karena matahari sudah tenggelam.

dan para orangtua melarang anak-anaknya untuk berada diluar rumah.

Jam 7 Malam disebut Harieum Beungeut yang artinya wajah rang sudah mulai tak terlihat, karena beungeut artinya wajah dan pada jaman dahulu listrik belum merata didistribusi.

Jam 8 Malam disebut Sareureuh budak yang artinya sudah waktunya untuk beristirahat atau tidur, terutama untuk para anak-anak.

Jam 9 Malam disebut Tumoke yang artinya suara tokek sudah mulai berbunyi, menandakan anak-anak sudah mulai tidur terlelap.

Jam 10 Malam disebut Sareureuh KOlot yang artinya waktu para orangtua untuk beristirahat.

Baca Juga: Lirik Lagu Uperrengi (Kubertahan) dari Selfi Yamma, Berbahasa Bugis Walaupun Sudah Banyak Tersakiti

Jam 11 Malam disebut Indung Peuting yang artinya yang menunjukkan waktu sudah benar-benar gelap dan sepi.*

Editor: Mia Dasmawati

Tags

Terkini

Terpopuler