Ingin Membuat Model Mitigasi Bencana, FITB dan FTTM ITB Kolaborasi Lakukan Penelitian Sumber Gempa di Sumedang

- 18 Januari 2024, 11:00 WIB
Ingin Membuat Model Mitigasi Bencana, FITB dah FTTM ITB Kolaborasi Lakukan Penelitian Sumber Gempa di Sumedang
Ingin Membuat Model Mitigasi Bencana, FITB dah FTTM ITB Kolaborasi Lakukan Penelitian Sumber Gempa di Sumedang /Dok. itb/

MATA BANDUNG - Beberapa wktu yang lalu Sumedang dan sekitarnya diguncang gempa bumi dengan Magnitudo 4,8 pada Minggu 31 Desember 2023 malam. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa di wilayah Sumedang dan sekitarnya terekam sudah empat kali melanda tepatnya pada 31 Desember 2023. Gempa tersebut dimulai dari yang berskala M 3,4 hingga M 4,8. Bahkan terjadi gempa susulan M 4,5 pada Senin 1 Januari 2024.

Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB) Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., menyatakan bahwa pergerakan sesar aktif di Cileunyi-Tanjungsari mungkin menjadi penyebab gempa. Namun terkait sumber, panjang, aktivitas, magnitudo, dan analisis kerusakan gempa perlu diteliti lagi secara mendalam.

Terdapat berbagai lembaga di Indonesia yang tergabung dalam Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), ITB termasuk salah satu di antaranya. Sebagai bagian dari tim pusat penelitian mitigasi bencana ITB, ITB melakukan penelitian mendalam tentang gempa yang terjadi di Sumedang dengan bekerja sama dengan FITB dan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM).

Baca Juga: Kabupaten Sumedang Berstatus Tanggap Darurat Mulai 1 Hingga 7 Januari 2024

Kolaborasi terkait kejadian gempa yang menimpa wilayah Sumedang ini, Prof. Irwan turut mengajak Prof. Dr.Sc. Ir. Andri Dian Nugraha, S.Si., M.Si., selaku ketua tim Seismograf ITB guna memasang seismograf di sekitar area terjadinya gempa Sumedang.

Untuk menganalisis hubungan antara sumber gempa secara spasial dan tingkat kerusakan, Prof. Irwan melakukan penelitian dengan menggunakan kedua sisi data spasial dan survei langsung. Menghasilkan model mitigasi bencana merupakan tujuan akhir penelitian ini.

Prof Irwan dan tim menunjukkan adanya anomali berdasarkan hasil penelitian di lokasi gempa, terutama yang berkaitan dengan kerusakan struktur. Di Sumedang,   ratusan bangunan hancur dan rusak akibat gempa yang tidak terlalu besar. Ini menarik perhatian peneliti karena kerusakan yang ditimbulkan cukup signifikan.

Baca Juga: Tiga Orang Terluka Akibat Gempa Sumedang Berkekuatan 4,8M, Dinding Tol Cisumdawu Retak

Dia menjelaskan bahwa tim kesulitan melakukan analisis kerusakan karena kerusakan yang disebabkan oleh gempa Sumedang cenderung tidak sistematis. Ini adalah hipotesis awal bahwa kerusakan berasal dari kualitas bangunan yang tidak terlalu bagus.

“Kerusakan yang terjadi akibat Gempa Sumedang tidak mengikuti pola tertentu. Dari pengamatan sekilas ada yang rusak di daerah ini, tapi di daerah tersebut yang tidak rusak juga banyak,” ujarnya pada 11 Januari 2024.

Dari perspektif geologi, ada tiga faktor yang bertanggung jawab atas kerusakan yang sangat besar yang disebabkan oleh gempa. Pertama, kedalaman sumber gempa yang cukup dangkal dengan magnitudo besar.

Baca Juga: 248 Rumah Rusak dan 456 Warga Harus Mengungsi Akibat Gempa Sumedang di Penghujung 2023 dan Awal 2024

Kedua, sifat lapisan tanah di Jawa Barat yang mengandung berbagai produk vulkanik yang dapat meningkatkan guncangan gempa. Ketiga, kondisi geografis di Sumedang dan sekitarnya, di mana banyak orang tinggal dan bangunan dipenuhi, berpotensi menyebabkan banyak kerusakan saat bencana terjadi.

Dia meminta orang-orang di seluruh dunia untuk menjadi lebih waspada dan waspada terhadap gempa bumi susulan dan potensi bencana lainnya. Aktivitas kurikuler dan nonkurikuler harus mengajarkan anak-anak tentang risiko dan cara mencegah bencana. Oleh karena itu, kewaspadaan orang-orang di Jawa Barat yang tinggal di daerah yang rawan gempa dapat meningkat.

“Harusnya apabila kita siap, gempa yang menimbulkan guncangan tidak selalu berisiko. Guncangan yang berefek itu bisa jadi karena pilihan-pilihan yang kita buat sendiri,” ungkapnya.***

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: ITB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x