Sate Jalan Angrek Bandung, Cocok Untuk Buka Puasa Bersama Teman dan Keluarga

8 Maret 2024, 08:26 WIB
Kalau kebetulan anda sedang lewat jalan Anggrek di Bandung, akan terlihat ribuan tusuk sate sedang dibakar diatas alat pemanggang sate, dengan asap yang menyebar dan menebarkan aroma bau harum khas daging panggang. /Instagram/@sateanggrek

MATA BANDUNG – Pernahkah anda mencoba makan sate yang paling enak di Kota Bandung? Di sini tempatnya di Jalan Anggrek ada penjual sate Madura H. Ahmad Nawawi namanya. Rasanya dijamin enak dan harganya terjangkau.

Lokasinya diperempatan antara jalan Riau (RE Martadinata) dan Jalan Anggrek (Samping Suis Butcher), namun jangan anda bayangkan kalau tempat makan ini seperti restoran atau café mewah, tempatnya sederhana diatas trotoar jadi bangunannya semi permanen.

Kalau kebetulan anda sedang lewat jalan Anggrek di Bandung, akan terlihat ribuan tusuk sate sedang dibakar diatas alat pemanggang sate, dengan asap yang menyebar dan menebarkan aroma bau harum khas daging panggang.

Tempat makan sate ini sudah tidak asing lagi bagi warga Bandung, karena menurut keterangan penjualnya, sudah berjualan sate sekitar selama 75 tahun.

Saya pun sering sekali mampir makan di warung sate H. Ahmad Nawawi yang lebih dikenal dengan sebutan Sate Jalan Anggrek ini, baik dengan teman-teman atau dengan keluarga usai jalan-jalan atau saat berbuka puasa.

Rasanya memang enak, dagingnya empuk, ada sate ayam, sate sapi, sate kambing, soto ayam, soto sapi dan soto sulung berikut nasi dan lontong. Pelayanannya juga gak pake lama, mulai buka pukul 15.00 setiap harinya.

Selain acar, warung sate jalan anggrek ini juga menyediakan satu mangkok irisan bawang merah dan irisan cabe merah, apabila dipadukan dengan acar timun menimbulkan sensasi yang luar biasa enaknya dilidah, ditambah dengan bumbu kacangnya yang lembut, kental dan gak pake pelit, dengan siraman soto sulung yang hangat, dijamin mantap dan ketagihan.

Meski sate Anggrek ini ramai pembeli, kita tidak akan dibuat mengantre. Soalnya, alat pemanggang yang tersedia sangat panjang, sehingga bisa dipanggang ratusan tusuk sate sekali masak.

Untuk minumnya cukup standar yaitu es teh manis/hangat, es jeruk hangat/dingin dan air mineral. Disana disediakan empat meja ukuran agak panjang, sehingga bisa menampung sekitar 40 pengunjung sekaligus.

Saat ini, Sate Anggrek H. Ahmad ini memasuki generasi kedua yang sebelumnya dipegang oleh Ridwan. Kemudian sekarang  dilanjutkan oleh generasi ketiga, yaitu oleh anak pertama H. Ahmad, Nur Rohmah namanya.

Lokasi warung sate ini tidak pernah berubah sejak 1945 begitupun dengan kelezatannya. Nur Rohmah mengatakan dahulunya di Kota Bandung ini tidak ada yang menjual sate. Lalu awalnya mereka menerima pesanan tetangga, Uyutnya mulai membuat sate sendiri di rumahnya.

"Awalnya itu coba-coba membuat sedikit di rumah, pesanan dari tetangga saja. Kemudian lama-kelamaan, uyut saya coba cari tempat usaha buat buka warung. Jadilah buka warung di Taman Anggrek," ujar Nur rohmah.

Dahulunya warung sate anggrek hanya berukuran 6 x 6 meter saja dengan karyawan dua orang yang bertugas untuk bakar sate dan melayani. Namun kini, warung sate ini sudah memiliki 18 karyawan sekaligus karyawan yang mengurus produksi sate.

Dalam sehari, Nur menghabiskan 6000 tusuk atau setara dengan 90 kilogram daging. Berbeda jika di akhir pekan bisa sampai menghabiskan 8000 hingga 10000 tusuk sate.

Untuk menarik hati pelanggan, Faisal dan kedua orangtuanya mengutamakan pada kualitas daging dan bumbu. Untuk informasi harga, Sate Anggrek H. Ahmad mematok harga Rp. 15.000 per sepuluh tusuk

Lama kelamaan pelanggan pun terus bertambah dan berdatangan tidak hanya dari Kota Bandung saja, begitupun dari Jakarta dan Surabaya. Bahkan Faisal mengaku memiliki pelanggan yang berasal dari Belanda.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: Liputan lapangan

Tags

Terkini

Terpopuler