Beredar ramai di sosial media platform X, potongan video antrean warga yang mengantri dan berjejal untuk membeli beras harga normal sebelum naik. Akun bernama Maudy Asrama memposting video antrian warga yang hendak membeli beras harga Rp.10.600 per kilogram. Postingan tersebut telah ditayangkan sebanyak 23 ribu.
Sementara itu dilansir dari Sumedangbagus.pikiran-rakyat.com, di depan Komplek Mustika Hegar di kawasan Margacinta Kecamatan Buah Batu Kota Bandung, Senin 19 Februari 2024, ratusan orang rela menunggu berjam-jam untuk mendapatkan beras dengan harga di bawah pasaran. Ada sedikit konflik antara warga karena mereka ingin segera mendapatkan giliran untuk membeli beras dengan harga murah.
Setelah berjam-jam berdiri di bawah sinar matahari, seorang ibu bahkan hampir pingsan. Untungnya, petugas yang berjaga di pasar itu sigap membantu warga itu mendapatkan pertolongan. Warga tersebut segera berbaring dan diperiksa setelah brankar langsung dikeluarkan dari ambulance yang bersiaga di sekitar lokasi operasi pasar.
Petugas memberikan oksigen dari botol dan memeriksa tekanan darahnya karena warga merasa lemas dan pusing. Orang-orang tersebut juga bertahan selama setidaknya lima puluh menit.
Orang-orang tersebut mengeluh pusing sejak antre jam 07.30 pagi, menurut temannya Rohaeti. Namun, mereka dipaksa terus antre hingga mendapatkan giliran untuk membeli beras.
"Pas awalnya ya ngantri we. Ngantri langsung ke pinggir, pusing. Trus maju lagi masuk ke antrean. Tahunya sampai sini kayaknya kepananasan. Tadi teh bisa bayar beras. Udah sampai sini, udah we gitu, gak kuat," ujarnya.
Selain itu, seorang warga bernama Andi mengatakan bahwa karena harga beras di pasaran tinggi, ia sengaja mengikuti antrean untuk membeli beras. Ia bahkan rela menunggu hingga lebih dari satu jam untuk mendapatkan beras dengan harga 53 ribu rupiah per kilogram. Dia juga berharap pemerintah menurunkan harga sembako karena masyarakat tampaknya merasa terbebani dengan harga saat ini.
"Harapannya harga sembako bisa diturunkan karena bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil dirasakan berat," tuturnya.***