Sejarah Babakan Siliwangi: Permata Hijau di Jantung Kota Bandung

- 3 Juni 2024, 09:05 WIB
Babakan Siliwangi (Baksil), merupakan tempat yang cocok untuk ngabuburit. / instagram/ @herdiabumusa/
Babakan Siliwangi (Baksil), merupakan tempat yang cocok untuk ngabuburit. / instagram/ @herdiabumusa/ /

MATA BANDUNG - Babakan Siliwangi, lebih dikenal dengan nama singkatnya, Baksil, bukan sekadar hutan kota biasa di Bandung. Di balik pepohonan rindang dan aliran sungai yang mengalir, tersembunyi sejarah yang bernilai dan kontroversial, menunjukkan betapa pentingnya kawasan ini bagi warga Bandung.

1. Era Penjajahan: Asal Mula Sebuah Warisan
Pada masa penjajahan Belanda, kawasan ini disebut Lebak Gede, sebuah sabuk hijau yang menjadi bagian penting dari Kota Bandung. Terbentuk oleh aliran Sungai Cikapundung ribuan tahun yang lalu, Lebak Gede dihargai sebagai warisan alam kota ini. Pada tahun 1920, muncul rencana untuk menjadikannya hutan kota dan kebun terbuka bagi masyarakat, menandai awal mula sejarah panjang Babakan Siliwangi.

2. Tahun 1950an - 1980an: Menuju Era Komersialisasi
Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan Lebak Gede beralih ke tangan Pemerintah Kota Bandung. Namun, seiring berkembangnya kota, muncul ide untuk mengubah fungsinya menjadi pusat komersial. Pada masa pemerintahan Wali Kota Otje Djundjunan, pembangunan fisik di kawasan ini semakin ditingkatkan. Restoran Babakan Siliwangi dan berbagai fasilitas wisata lainnya dibangun, menjadikan kawasan ini sebagai tujuan wisata yang ramai.

3. Tahun 1990an - Kini: Kontroversi dan Upaya Pemulihan
Komersialisasi tidak lepas dari kontroversi. Rencana pembangunan lebih lanjut, terutama yang melibatkan pihak swasta, menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Kebakaran yang melanda Restoran Babakan Siliwangi pada tahun 2003 memperumit situasi. Namun, perjuangan untuk mempertahankan Baksil sebagai hutan kota tetap berlanjut.

Baca Juga: Wisata Retro di Jalan Braga, Menikmati Klasik Bandung yang Elegan

Hutan kota Babakan Siliwangi menyediakan fasilitas
Hutan kota Babakan Siliwangi menyediakan fasilitas

4. Pengembangan Babakan Siliwangi Saat Ini: Kembali ke Asal
Deklarasi Babakan Siliwangi sebagai hutan kota dunia oleh PBB pada tahun 2011 memberikan dorongan baru. Pada tahun 2013, Pemerintah Kota Bandung memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan pihak swasta, mengambil alih pengelolaan sepenuhnya. Upaya untuk menjadikan Babakan Siliwangi sebagai hutan kota yang dapat diakses oleh masyarakat terus dilakukan, dengan melibatkan berbagai pihak.

Babakan Siliwangi, dengan sejarah panjang yang seringkali penuh tantangan, merupakan cerminan dari perjuangan untuk melestarikan lingkungan dan warisan alam yang berharga. Langkah-langkah untuk mempertahankan dan mengembangkan kawasan ini sebagai ruang terbuka hijau kelas dunia terus diupayakan, dengan harapan menjadi inspirasi bagi kota-kota lain.

Mengunjungi Babakan Siliwangi berarti menyelami sejarah panjang dari masa kolonial hingga era modern, dan merasakan komitmen masyarakat serta pemerintah dalam menjaga ruang hijau ini. Di tengah tantangan urbanisasi dan komersialisasi, Babakan Siliwangi berdiri sebagai simbol perlawanan dan keberlanjutan lingkungan, menawarkan oasis hijau yang tak ternilai di jantung Kota Bandung.***

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah