Cikal Bakal Palestina Dijajah Zionis

- 28 Oktober 2023, 08:38 WIB
Ilustrasi perseteruan Palestina dan Israel dalam memperebutkan tanah suci.
Ilustrasi perseteruan Palestina dan Israel dalam memperebutkan tanah suci. /
MATA BANDUNG - Krisis yang terjadi di Palestina saat ini bukanlah terjadi karena semata serangan salah-satu organisasi bangsa Palestina, Hamas, ke negara Zionis. Misri A. Muchsin menulisakannya dalam jurnal MIQOT Vol. XXXIX No. 2 Juli-Desember 2015 berjudul “Palestina Dan Israel: Sejarah, Konflik Dan Masa Depan”.
 
Di dalam jurnal itu, Misri menulis bahwa dalam sejarah harus diakui bahwa Turki ‘Utsmani menguasai Tanah Palestina dalam waktu yang lama, yaitu sejak wilayah ini dan Timur Tengah umumnya berada di bawah kekuasaannya yang tidak kurang dalam tiga abad. Palestina kemudian berpindah kekuasaan ke Imperialisme Inggris pada tahun 1917, hal ini diakibatkan oleh kekalahan Turki Usmani dalam perang. Hanya saja seolah Palestina baru berpindah tangan dari orang Arab-Islam kepada orang-orang Yahudi setelah mereka mendeklarasikan Israel sebagai satu negara merdeka pada tanggal 15 Mei 1948.
 
 
Dalam rentang 1948-1968, Israel dikenal kuat di Palestina serta di sekitar Timur Tengah umumnya. Terbukti dalam peperangan pada 1967, beberapa negara Islam yang terlibat, seperti Mesir, Yordania, Suriah, Bairut, Arab Saudi, Irak dan Palestina sendiri berhadapan dengan Israel, tetapi dalam kenyataannya umat Islam dengan negara masing-masingnya tidak dapat berbuat banyak. Di sisi lain Israel sah menjadi satu negara merdeka.
 
 

Awal dari Turki Usmani

Kawasan masjidil Aqsa
Kawasan masjidil Aqsa Pixabay/ UmmePhotos
Pertanyaannya, bagaimana bisa berdiri Israel sebagai satu Negara merdeka, di satu wilayah kekuasaan sah Turki Usmani?
 
Hal ini tidak lepas dari dukungan dan keinginan beberapa negara Barat, dan Inggris khususnya. Orang-orang Yahudi dalam sejarahnya sampai pada zaman modern menghalalkan segala cara demi terwujudnya rencana dan target kekayaan dan politiknya.
 
Di Inggris, Eropa sebelumnya, tepatnya tahun 1897, sudah dibentuk satu organisasi yang bernama Judenstat atau kemudian lebih popular State of Israel. Organisasi ini berideologi seperti makna zionisme (zion artinya batu atau merujuk ke haikal Sulaiman yang ada di al-Quds) untuk dijadikan sentra negara Yahudi.
 
Upaya Muslim Palestina mempertahankan diri dan ingin melepaskan diri dari negara Israel ditandai dengan munculnya gerakan, organisasi dan tokoh-tokoh pejuangnya yang silih berganti. Fatah, Hamas dan PLO (Palestin Liberation Organisation) adalah gerakan rakyat Palestina dan sebagai wadah perjuangan mereka untuk melawan Israel.
 
Di samping itu untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Yahudi-Israel, menurut Roslan, perlu disadarkan umat Islam umumnya dan rakyat Palestina khususnya bahwa pentingnya Bait al-Maqdis dalam Islam, adalah satu di antara tiga tempat suci yang harus diziarahi, yaitu di samping Masjidilharam dan Masjidnabawi.
 
Upaya pembebasan Palestina dari Israel sudah dipikirkan pada level negara-negara Arab, seperti Yordania, Mesir, Arab Saudi, Suriah. Pemikiran dan upaya tersebut sudah sampai pada kesimpulan perjuangan bersama untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel sejak tahun 1948. Semua negara di atas sudah bersiap untuk menggempur dan Mesir sudah menutup pesisir Laut Tengah (Madhaiq Tiran) serta meminta pengawas perbatasan PBB untuk meninggalkan wilayahnya.
 
Akan tetapi sebelum pasukan Liga Arab itu bergerak, tepatnya pada 5 Juni 1967, Israel yang didukung oleh Inggris dan Prancis lebih dahulu membombardir pesawat-pesawat tempur Mesir, Yordania dan Suriah yang masih parkir di bandaranya masing-masing. Hal ini sesuatu yang tidak diduga samasekali, sehingga akibatnya Israel lebih leluasa menyerang ke seluruh penjuru dan negara-negara tersebut.
 
Sebanyak 80 % persenjataan Mesir hancur dalam peristiwa tersebut. Israel dalam waktu enam hari saja berhasil menjajah wilayah Palestina yang masih tersisa yaitu Tepi Barat 5878 km dan Gaza 363 km; Gurun Sinai milik Mesir 61198 km; dan dataran tinggi Golan 1150 km2. Tidak hanya itu Pasukan tempur Yahudi tersebut berhasil memasuki wilayah al-Quds dan Masjidilaqsha, sambil bernyanyi: musy-musy dan apel…agama Muhammad berpaling dan tunggang-langgang, Muhammad telah mati… dengan meninggalkan kaum wanita”. Mereka juga berteriak, “ayo kita balas dendam (kekalahan) di Khaibar…”.***

Editor: Arief TE

Sumber: Jurnal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x