MATA BANDUNG - Kelompok Palestina Hamas pada hari Senin 30 Oktober 2023 merilis video yang menuntut pertukaran tawanan dan mengkritik pemerintah Israel yang gagal melindungi masyarakat.
Israel menyebut video itu sebagai “propaganda psikologis”. Dikutip Reuters, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengutuk video yang oleh Hamas. Dimana menunjukkan tiga sandera yang ditangkap oleh Hamas pada 7 Oktober sebagai “propaganda psikologis yang kejam”.
Video pendek tersebut adalah pesan penyanderaan kedua yang dikeluarkan oleh Hamas. Dimana sebelumnya seorang wanita keturunan Perancis-Israel berusia 21 tahun Mia Schem, dirilis pada 17 Oktober 2023. Menurut pihak berwenang Israel, setidaknya 239 sandera, baik warga Israel maupun asing, ditawan oleh Hamas selama serangan itu.
Baca Juga: Ajakan Boikot Produk Israel Mencuat, Kemenperin : Momentum Tingkatkan Industri Dalam Negeri
Kehadiran para sandera di Gaza telah mempersulit operasi darat di daerah kantong yang dimulai oleh pasukan Israel pekan lalu, menyusul serangan udara intensif yang menurut pihak berwenang Palestina telah menewaskan lebih dari 8.000 orang.
Empat sandera telah dibebaskan sejauh ini namun upaya untuk mendapatkan pembebasan tambahan melalui upaya jalur belakang yang dikoordinasikan oleh Qatar tampaknya terhenti setelah dimulainya operasi darat. Pasukan Israel yang beroperasi di Gaza juga membebaskan seorang tentara yang ditawan, kata pihak berwenang pada hari Senin.
Pesan Kemarahan Warga Israel Kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Kemudian dalam video kedua yan dirilis Hamas, menunjukkan tiga wanita yang diidentifikasi oleh Netanyahu sebagai Yelena Trupanob, Danielle Aloni dan Rimon Kirsht. Mereka duduk berdampingan di dinding kosong. Seorang wanita bernama Aloni menyampaikan pesan kemarahan kepada perdana menteri.
Baca Juga: Putin Menuduh Amerika Serikat Penyebab Kekacauan Di Gaza