Boikot Produk Israel di Malaysia, Starbucks Alami Penurunan Pendapatan 38,2 Persen

- 21 Maret 2024, 14:48 WIB
Starbucks adalah salah satu dari sejumlah merek internasional yang terlibat kontroversi di Asia Tenggara.
Starbucks adalah salah satu dari sejumlah merek internasional yang terlibat kontroversi di Asia Tenggara. /Aljazeera/Aiysah Llewellyn

Sedangkan Starbucks Indonesia, seperti cabang merek internasional lainnya, dimiliki oleh perusahaan lokal, PT Sari Coffee Indonesia.

Seorang karyawan salah satu cabang Starbucks di Medan yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bahwa bisnis selama Ramadhan lebih lambat dibandingkan tahun lalu, meskipun ada promosi yang menawarkan minuman gratis untuk berbuka puasa.

“Ini adalah tahun pertama kami mengubah jam buka selama Ramadhan dari jam 10 pagi menjadi jam 12 siang,” kata karyawan tersebut.

“Kami sekarang tutup pada jam 8 malam, bukan jam 10 malam karena bisnis sangat lambat. Kami belum pernah melakukan hal itu sebelumnya,” ucapnya melanjutkan.

Baca juga: Uni Eropa Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera Demi Cegah Bencana Kelaparan Makin Parah

Pengusaha Kelana Memboikot Rantai Makanan McDonald's  Sejak Oktober

Seorang pengusaha Putra Kelana, telah memboikot rantai makanan cepat saji tersebut sejak Oktober, ketika McDonald's Israel mengumumkan di media sosial bahwa mereka telah menyumbangkan ribuan makanan gratis kepada militer Israel di tengah perang di Gaza.

Biasanya selama bulan suci Ramadhan, dia beserta keluarga dan teman-temannya berbuka puasa di beberapa gerai makanan berbeda di kotanya di Sumatera Utara. Namun tahun ini McDonald’s tidak termasuk dalam menunya.

“Ini bukan boikot langsung, melainkan perasaan sangat tidak senang dengan Israel,” kata Kelana.

“Dulu saya punya stiker McDonald’s di mobil saya yang memberi saya diskon saat menggunakan layanan drive-through, tapi saya merobeknya saat perang dimulai’ ujarnya.

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah