MATA BANDUNG - Beredar kabar bahwa Indonesia akan menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari kesepakatan untuk bergabung dengan OECD. Namun, pemerintah Indonesia membantah kabar tersebut, menegaskan bahwa tidak ada keputusan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
“Saya tegaskan bahwa hingga saat ini, tidak ada rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, terlebih di tengah situasi kekejaman Israel di Gaza saat ini,” kata Juru Bicara Kemlu Lalu Muhamad Iqbal dalam keterangannya pada Kamis malam.
Indonesia, sebagai negara pertama di Asia Tenggara dan ketiga di Asia, telah mencapai status "open for accession discussion" untuk menjadi anggota penuh OECD.
“Indonesia akan selalu konsisten, berada di garis terdepan membela hak-hak bangsa Palestina,” tuturnya.
Baca Juga: Kemenlu Menjaring Aspirasi Media Massa Terkait Isu Global yang Relevan dengan Orang Indonesia
Namun, proses aksesi di OECD memerlukan tinjauan mendalam dari 38 negara anggota, dan bisa memakan waktu lima hingga tujuh tahun.
“Waktu yang diperlukan setiap negara untuk menyelesaikan proses keanggotaan penuh di OECD berbeda-beda. Semua tergantung kesiapan negara tersebut,” ujar dia.
Meskipun demikian, Indonesia berharap proses keanggotaan di OECD dapat diselesaikan dalam dua hingga tiga tahun. Keanggotaan di OECD diyakini akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia, termasuk peningkatan investasi dari negara-negara anggota OECD dan pertumbuhan PDB.
Media Israel Sebut Indonesia akan Normalisasi Hubungan dengan Israel
Sebelumnya beredar kabar dari Ynet, sebuah media Israel, melaporkan bahwa Indonesia bersiap untuk meningkatkan hubungan diplomatik dan hubungan dengan Tel Aviv. Publikasi tersebut menyatakan bahwa negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia telah menyetujui hubungan resmi dengan Israel sebagai imbalan untuk bergabung dengan OECD, yang terdiri dari 38 negara, termasuk Israel.
Sejak 7 September 2010, Israel telah menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Disebutkan bahwa perundingan rahasia antara Israel, Indonesia, dan OECD berlangsung selama tiga bulan di Paris, Perancis.***