Ratusan Orang Tua Tentara Penjajah Israel Minta Anak-anaknya Pulang dari Gaza

- 12 Juni 2024, 21:00 WIB
Ilustrasi bendera Israel yang sedang dilipat
Ilustrasi bendera Israel yang sedang dilipat /cottonbro studio/Pexels

MATA BANDUNG - Setelah di kalangan militer sudah terpecah-belah, kini keluarga dari dari tentara penjajah Israel pun buka suara. Ada ratusan keluarga yang mengirimkan surat terbuka ke pejabat tinggi lembaga pertahanan Israrel.

Ini diungkapkan sendiri oleh media Haaretz yang merupakan salah satu media populer di negara Yahudi itu. Dalam artikelnya tertulis bahwa ada ratusan keluarga tentara Israel yang sedang berperang di Gaza pada Selasa (11/6) mendesak putra mereka untuk meletakkan senjata dan kembali ke rumah secepatnya, menurut laporan harian Israel Haaretz.

"Kami memberitahu anak-anak kami yang berperang bahwa mereka harus berhenti sekarang, untuk meletakkan senjata mereka dan kembali ke rumah secepatnya," kata keluarga para tentara tersebut dalam surat terbuka yang ditujukan kepada kepala otoritas pertahanan Yoav Gallant dan kepala staf militer Herzi Halevi.

Baca Juga: Pentolan Militer Penjajah Israel Mundur, Posisi Netanyahu Terancam Pincang Dukungan

Tidak lagi mendukung

Seorang wanita dan anak-anak berjalan di antara puing-puing setelah serangan Israel.
Seorang wanita dan anak-anak berjalan di antara puing-puing setelah serangan Israel. Abed Khaled/Reuters

Media tersebut menyimpulkan bahwa para keluarga tersebut sudah tidak lagi mendukung perang Israel di Jalur Gaza. Mereka juga mengkritik keputusan Knesset (DPR-nya Israel) pada Senin (10/6) untuk menyetujui rancangan undang-undang yang mengecualikan para pria Ultra-Ortodok dari wajib militer.

"Sangat tidak masuk akal RUU seperti ini dapat disahkan sementara para tentara yang berani mempertaruhkan nyawa mereka," tambah mereka dan surat terbuka itu.

RUU tersebut disetujui untuk diajukan dengan 63 suara mendukung dari 120 kursi Knesset. Selanjutnya, RUU akan diberikan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan dalam rangka persiapan pembahasan tahap kedua dan ketiga sebelum disetujui menjadi undang-undang.

RUU tersebut, jika disetujui, akan menurunkan usia wajib militer bagi orang Yahudi Ultra-Ortodoks dari 26 menjadi 21 tahun, sehingga "perlahan-lahan" meningkatkan jumlah wajib militer dari kalangan tersebut.***

Editor: Arief TE

Sumber: Anadolu ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah