Persiapkan Musim Kemarau, BMKG Sarankan Masyarakat Manfaatkan Musim Penghujan untuk Gerakan Memanen Air Hujan

- 17 Maret 2024, 22:25 WIB
Persiapkan Musim Kemarau, BMKG Sarankan Masyarakat Manfaatkan Musim Penghujan untuk Gerakan Memanen Air Hujan
Persiapkan Musim Kemarau, BMKG Sarankan Masyarakat Manfaatkan Musim Penghujan untuk Gerakan Memanen Air Hujan /Dok. bmkg.go.id/

Baca Juga: Bagaimana Cuaca di Indonesia Dipengaruhi oleh Bibit Siklon Tropis? Begini Penjelasannya!

Terkait El Niño, Dwikorita mengatakan bahwa pemantauan anomali iklim global di Samudra Pasifik menunjukkan bahwa El Niño moderat masih berlangsung dengan nilai indeks 1,59 hingga awal Maret 2024. Di Samudra Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan bahwa IOD Netral. Dia mengatakan bahwa fenomena El Niño diproyeksikan akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024 dan mungkin beralih menjadi La Nina-Lemah setelah triwulan ketiga (Juli-Agustus-September) 2024. Sementara itu, kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) diproyeksikan akan tetap netral setidaknya hingga September 2024. Suhu muka laut Indonesia diperkirakan lebih hangat, sekitar +0.5 hingga +2.0 derajat celcius lebih tinggi dari normal.

Dwikorita juga menyampaikan beberapa saran untuk pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi musim kemarau 2024 pada kesempatan tersebut. Dwikorita menyatakan bahwa BMKG mengimbau Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk mempersiapkan diri dan mengantisipasi dampak musim kemarau, terutama di daerah di mana musim kemarau lebih kering daripada normal. Kemungkinan bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan sumber air akan meningkat di wilayah tersebut.

Menurutnya, pemerintah daerah dapat menggunakan gerakan memanen air hujan dengan lebih efisien pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi kebutuhan danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat. Tindakan antisipasi juga diperlukan di daerah yang diproyeksikan mengalami musim kemarau atas normal (lebih basah dari biasanya), terutama untuk tanaman pertanian atau hortikultura yang rentan terhadap curah hujan tinggi.***

Halaman:

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x